Perang Iran-Israel, Ini Potensi Dampaknya ke Harga Emas, Minyak Dunia, dan Rupiah
Iran secara tak terduga melakukan penyerangan secara langsung terhadap Israel.
IDXChannel - Iran secara tak terduga melakukan penyerangan secara langsung terhadap Israel. Serangan tersebut disinyalir akan berdampak pada kenaikan harga emas dan minyak dunia serta rupiah yang akan melemah.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, aksi tersebut akan membuat harga minyak dunia, emas dan bahkan rupiah kemungkinan besar pada perdagangan usai lebaran akan mengalami dampak.
"Namun ini membuat harga-harga minyak dunia, emas dan rupiah kemungkinan besar di perdagangan hari Selasa (16/4) ini akan kembali mengalami penguatan khusus untuk emas kemudian minyak, rupiah akan mengalami pelemahan," kata Ibrahim kepada awak media, Minggu (14/4/2024).
Walaupun dalam perdagangan Jumat lalu harga emas dan minyak dunia sempat turun akibat data Amerika Serikat (AS) yang cukup bagus, tetapi dolar mengalami penguatan yang signifikan.
Prediksi ini juga harus memperhatikan bagaimana infrastruktur Israel nantinya, sehingga bisa dikalkulasi bagaimana harga emas dan minyak dunia akan naik.
"Kemungkinan besar untuk harga emas sendiri masih akan mengalami kenaikan karena target untuk saat ini kemungkinan di 2.350 kemudian jika sudah tercapai, menuju 2.400, harus diingat bahwa 2.400 itu kemungkinan tidak tercapai di akhir tahun," jelas Ibrahim.
Menurut dia, pada akhir tahun jika bank sentral AS tetap menurunkan suku bunga, namun tidak tinggi. Sehingga karena dampak dari tensi politik yang tinggi di Timur Tengah ini membuat harga emas akan meluncur tinggi.
"Untuk minyak dunia sendiri kemungkinan besar akan mendidih lebih tajam lagi," katanya.
Selain itu, ada ketakutan bahwa yang diincar oleh Israel adalah kilang-kilang minyak di Iran, sehingga kebutuhan produksi untuk pemenuhan anggota negara OPEC ini akan mengalami penurunan dan membuat harga minyak mentah akan mendidih dan kemungkinan akan menyentuh level USD100 per barel dalam 2024.
Sedangkan untuk rupiah sendiri, penguatan indeks dolar AS ini salah satu penyebab rupiah mengalami pelemahan.
Disisi lain, lanjut Ibrahim, pada masa cuti yang begitu lama hampir 8 hari ini membuat indeks dolar itu terus mengalami penguatan signifikan, sehingga rupiah di perdagangan internasional terus mengalami pelemahan.
"Karena secara internal Bank Indonesia tidak bisa melakukan intervensi, kemudian data-data ekonomi Indonesia tidak bisa dirilis karena bersamaan dengan libur Idulfitri, wajar kalau rupiah terus mengalami pelemahan di atas Rp16.000," pungkasnya. (WHY)