ECONOMICS

Perbaiki Kualitas Udara di Jakarta, Luhut Setuju Pensiun Dini PLTU Suralaya

Atikah Umiyani 14/08/2024 14:43 WIB

Luhut menambahkan, penghentian PLTU Suralaya harus yang usianya sudah sangat tua yaitu lebih dari 40 tahun.

Perbaiki Kualitas Udara di Jakarta, Luhut Setuju Pensiun Dini PLTU Suralaya. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mendorong suntik mati atau pensiun dini Pembangkil Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya untuk memperbaiki kualitas udara di Jakarta.

Awalnya Luhut mengungkapkan bahwa air quality index atau indeks kualitas udara di Ibu Kota Nusantara (IKN) tercatat hanya di level 6. Namun, di Jakarta sudah mencapai rentang 150-200. 

Menurutnya, hal tersebut sangat berbahaya bagi masyarakat. Apalagi pemerintah telah menghabiskan dana Rp30 triliun untuk membayar jaminan kesehatan masyarakat lewat BPJS

"Jadi kita bahas kemarin, kita akan bawa ke rapat bahwa Suralaya, kita harus menutup yang satu ini. Jika kita menutup Suralaya, saya pikir bagian dari transisi energi yang adil, ini juga bisa mengurangi mungkin 50 atau 60 poin indeks kualitas udara di Jakarta," kata Luhut ketika ditemui dalam kegiatan kegiatan Supply Chain & National Capacity Summit 2024 yang digelar di Jakarta Convention Center, Senayan, Rabu (14/8/2024). 

Luhut menambahkan, penghentian PLTU Suralaya harus yang usianya sudah sangat tua yaitu lebih dari 40 tahun.

"PLTU itu kita mau rapatin, nanti yang Suralaya itu kan sudah banyak polusinya ya. Dan sudah lebih 40 tahun," kata dia.

Selain menutup PLTU Suralaya, pemerintah juga akan terus menggalakkan penggunaan kendaraan listrik hingga penerapan kebijakan ganjil genap.

"Dan jadi seperti ganjil genap, mungkin kita lagi exercise juga. Untuk supaya, itu nanti boleh motor EV dengan mobil EV secara bertahap. Dan kemudian low sulfur, minyak," kata Luhut.

PLTU Suralaya memiliki 7 unit pembangkit dengan total kapasitas terpasang 3.440 Megawatt. Sebagai salah satu pembangkit listrik terbesar di Indonesia, PLTU Suralaya memproduksi sekitar 50 persen dari total produksi PT Indonesia Power dan menyumbang 17 persen dari energi listrik kebutuhan Jawa-Madura-Bali.

(NIA DEVIYANA)

SHARE