Percepat Indonesia Jadi Negara Maju, Teten Dorong Penciptaan Startup yang Inovatif
Saat ini Pemerintah sedang mendorong rasio kewirausahaan mencapai sebesar 3,95 persen pada 2024.
IDXChannel - Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengatakan penciptaan usaha rintisan atau startup yang berkualitas, inovatif, dan berwawasan teknologi bisa mempercepat Indonesia mewujudkan diri menjadi negara maju.
“Oleh karena itu, hal ini menjadi prioritas Pemerintah agar dapat mendorong potensi ekonomi digital Indonesia menuju negara maju di tahun 2045. Maka menjadi penting untuk berkolaborasi dan bersinergi antar Kementerian/Lembaga (K/L) dalam mewujudkan hal tersebut,” ungkap Teten dalam acara Road To Indonesia Startup Ecosystem Summit 2023 yang dipantau secara daring, Jumat (11/8/2023).
Saat ini Pemerintah sedang mendorong rasio kewirausahaan mencapai sebesar 3,95 persen pada 2024. Pihaknya pun turut aktif berkerja sama dengan K/L, para inkubator swasta dan kampus, dalam menciptakan usaha-usaha rintisan baru.
Entrepreneur Hub disiapkan dalam melahirkan entrepreneur dan start-up baru yang inovatif dan berwawasan teknologi.
"Kita beruntung, saat ini di Indonesia terdapat 2.600 startup dan menjadi yang terbesar keenam dunia. Indonesia punya embrio terbaik untuk dikembangkan melahirkan startup hingga entrepreneur berkualitas,” tutur Teten.
KemenKopUKM bersama Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves) menggelar Road To Indonesia Startup Ecosystem Summit 2023. Acara tersebut merupakan bagian dari rangkaian perayaan Hari UMKM Nasional yang berlangsung pada 10-13 Agustus 2023.
Teten melanjutkan, salah satu pendorong lahirnya start-up berkualitas adalah dengan menghubungkannya ke modal ventura. Ia menyebut, Korea Selatan (Korsel) dan Jepang sudah membuka peluang kerja sama dengan Indonesia dalam pengembangan startup.
“Kita juga buka pintu. Saya optimistis dengan kebijakan substitusi impor dan hilirisasi bisa menjadi peluang besar yang dimanfaatkan oleh para pelaku usaha termasuk start-up. Karena itu startup potensial kita koneksikan dengan investor asing,” katanya.
Untuk itu kata Menteri Teten, inkubator kampus harus bisa melahirkan entrepreneur berbasis inovasi dan teknologi. Apalagi saat ini Indonesia sudah diserbu produk luar yang harganya di bawah standar, sehingga sulit bagi pelaku usaha dalam negeri untuk berkompetisi.
“Padahal ekonomi nasional itu sebesar 53 persennya didorong oleh konsumsi rumah tangga. Kalau produksi belanja lokal kita terus diperkuat, maka ekonomi dalam negeri juga ikut kuat. Jadi harus diproteksi dan disiapkan produk UMKM yang berkualitas,” ujarnya.
Diakui Teten, masalah utama pertumbuhan usaha startup itu adalah dari sisi pembiayaan. Untuk itu, pihaknya terus mempromosikan kepada perbankan untuk menerapkan credit scoring, sehingga para pelaku usaha rintisan ini tidak lagi dipusingkan soal agunan saat akan mengakses pembiayaan.
“Pembiayaan ini harus ada inovasi. Ternyata di 145 negara sudah diterapkan credit scoring. Jadi bukan aset yang dijadikan jaminan, tetapi track record digital mengenai kesehatan usaha yang menjadi penilaian. Kami akan terus berkoordinasi dengan OJK (Otoritas Jasa Keuangan) dan BI (Bank Indonesia) untuk kepentingan ini. Jadi yang harus didorong adalah inovasi perbankan yang masih jadul,” ujar MenKopUKM.
Hadir secara virtual, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menkomarves) Luhut Binsar Pandjaitan memberikan dukungan dan apresiasi, mendorong lahirnya UMKM dan startup berkualitas.
Luhut menyampaikan, keberadaaan start-up perlu didukung Pemerintah. Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga memberikan perhatian besar bagi upaya pengembangan startup agar kelak bisa berkembang menjadi unicorn, bahkan decacorn. Dan hal dimulai dengan dukungan dari sisi permodalan dan akses pasar.
“Perlu kolaborasi seluruh elemen masyarakat. Komitmen untuk menindaklanjuti dalam membangun ekosistem start-up di Indonesia. Indonesia yang menempati posisi keenam terbesar jumlah start-upnya menjadi hal yang perlu kita banggakan. Hal ini tidak terlepas dari 76,8 persen oleh penyediaan internet. Presiden yakin jumlah tersebut bisa terus tumbuh,” ucap Luhut. (NIA)