ECONOMICS

Perdana, Pertamina Luncurkan Penerbangan Berbahan Bakar Minyak Jelantah 

Rahmat Fiansyah 20/08/2025 16:35 WIB

Pertamina resmi melakukan penerbangan perdana Sustainable Aviation Fuel (SAF) berbahan baku minyak jelantah.

Pertamina resmi melakukan penerbangan perdana Sustainable Aviation Fuel (SAF) berbahan baku minyak jelantah. (Foto: Dok. Pertamina)

IDXChannel - PT Pertamina (Persero) resmi melakukan penerbangan perdana Sustainable Aviation Fuel (SAF) berbahan baku minyak jelantah atau Used Cooking Oil (UCO). Penerbangan dilakukan oleh maskapai Pelita Air, anak usaha Pertamina, dengan rute Jakarta-Bali di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Jakarta, Rabu (20/8/2025).

Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri mengatakan, SAF merupakan wujud nyata komitmen untuk mencapai swasembada energi dan mendukung transisi energi hijau. Pertamina SAF merupakan bahan bakar pesawat berkelanjutan yang dihasilkan melalui teknologi co-processing antara Kerosene dan UCO.

Pertamina SAF telah sukses diproduksi di Kilang Pertamina RU IV Cilacap, dan merupakan pengembangan pertama di Indonesia yang memenuhi standar kualitas internasional DefStan 91-091.

”Pertamina SAF telah mengantongi sertifikat International Sustainability & Carbon Certification (ISCC) sesuai standar Carbon Offsetting and Reduction Scheme for International Aviation (CORSIA) mulai dari pengumpulan UCO-nya, fasilitas produksi di kilang, sampai kepada fasilitas transportasi/distribusi SAF,” kata Simon. 

Menurut Simon, Pertamina SAF juga sudah tersertifikasi oleh Renewable Energy Directive European Union (RED EU). Seluruh sertifikasi yang diperoleh merupakan bukti bahwa rantai pasok Pertamina SAF telah memenuhi standar keberlanjutan global, serta dapat digunakan dalam penerbangan internasional. 

“Pertamina SAF menandai tonggak awal pengembangan bisnis masa depan Pertamina, dan Indonesia. Pertamina sebagai Regional Champion SAF merupakan satu-satunya perusahaan yang mampu menciptakan ekosistem hulu-hilir SAF di kawasan ASEAN. Pertamina juga mampu memproduksi SAF berbahan baku UCO dengan katalis Merah Putih, yang merupakan hasil formulasi Pertamina dengan manufaktur katalis domestik,” ucap Simon. 

Selain itu, Pertamina berhasil menginisiasi dan menjajaki seluruh ekosistem SAF tersertifikasi ISCC dari hulu ke hilir. Implementasi yang sudah terlaksana dengan baik ini, akan direplikasi di fasilitas co-processing RU II Dumai dan RU VI Balongan. Dari sisi suplai bahan baku, melalui Pertamina Patra Niaga, keterlibatan masyarakat dalam pengumpulan minyak jelantah akan terus ditingkatkan. 

"Harapannya, kegiatan ini mampu membuka peluang ekonomi sirkuler di tingkat lokal yang menopang energi Indonesia. Sementara itu, dari sisi pasar, penggunaan Pertamina SAF akan terus didorong penggunaannya terutama oleh Pelita Air dan penerbangan internasional,” kata Simon.

Pada kesempatan yang sama, Komisaris Utama Pertamina, Mochamad Iriawan mengucapkan terima kasih kepada seluruh jajaran dan stakeholders yang telah mendukung Pertamina SAF ini, termasuk masyarakat yang ikut andil dalam mengumpulkan minyak jelantah.

“Saya apresiasi kepada seluruh pihak yang ikut dalam proses terjadinya SAF. Mulai dari Pertamina Patra Niaga yang bersatu dengan masyarakat secara aktif dalam memberikan minyak jelantah hasil dari rumah, restoran, cafe diolah oleh Kilang Pertamina, dijual oleh Patra Niaga kembali dan sekarang digunakan oleh Pelita Air. Semoga SAF ini bisa juga digunakan oleh maskapai lain baik domestik, maupun internasional,” ujar Iriawan. 

Acara peluncuran penerbangan perdana SAF dari minyak jelantah turut dihadiri oleh perwakilan instansi pemerintah dan jajaran Pertamina Group, di antaranya Kepala Staf Kepresidenan Letjen TNI (Purn) A.M. Putranto,  Wakil Menteri Luar Negeri Arif Havas Oegroseno, Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana.

Kemudian ada Deputi Bidang Koordinasi Konvektivitas Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Odo R.M. Manuhutu, Deputi Bidang Hubungan Kelembagaan dan Kemasyarakatan Kementerian Sekretariat Negara Yuli Harsono, dan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Lukman F. Laisa.

Turut hadir Senior Director of Oil, Gas, & Petrochemical PT Danantara Asset Management (Persero) Wiko Migantoro, Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) Prof. Dr. Ir. Tatacipta Dirgantara, M.T, jajaran Direksi PT Pertamina, Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Mars Ega Legowo Putra, Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional Taufik Aditiyawarman, dan Direktur Utama PT Pelita Air Service Dendy Kurniawan.

Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target net zero emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.

>

(Rahmat Fiansyah/ADV)

SHARE