ECONOMICS

Perkuat Pasar Regional, Begini Strategi Ekspansi Richeese Factory

taufan sukma 27/02/2024 03:33 WIB

Berdiri sejak 2011 lalu, Richeese Factory kini tercatat telah memiliki lebih dari 250 gerai yang tersebar di berbagai wilayah secara nasional.

Perkuat Pasar Regional, Begini Strategi Ekspansi Richeese Factory (foto: MNC Media)

IDXChannel - Melalui produk Richeese Factory, keberadaan PT Richeese Kuliner Indonesia sebagai salah satu pelaku utama industri Quick Service Restaurant (QSR) di Indonesia cukup diperhitungkan.

Berdiri sejak 2011 lalu, Richeese Factory kini tercatat telah memiliki hampir 250 gerai yang tersebar di berbagai wilayah secara nasional.

Tak hanya eksis di pasar domestik, anak usaha dari PT Kaldu Sari Nabati (Nabati Group) tersebut kini juga telah memiliki 11 gerai di Malaysia, sebagai negara pertama yang menjadi sasaran perusahaan dalam menggenjot ekspansi di pasar regional.

Guna memperkuat penguasaan pasarnya di industri, pihak Richeese mengaku telah menyiapkan sejumlah rencana ekspansi. Seperti penambahan 50 gerai baru di dalam negeri untuk direalisasikan di sepanjang tahun ini.

"Sedangkan untuk pasar luar (negeri), kita terbuka untuk setiap peluang yang ada. Bisa saja di negara-negara lain, tapi yang sudah pasti, kami akan lebih perkuat lagi di Malaysia, karena produk kami sudah mulai dikenal di sana," ujar PR Digital Marketing Manager Richeese Factory, Jaka Sebastian, di Jakarta, Senin (26/2/2024).

Namun demikian, tak seperti target yang dicanangkan untuk pasar domestik, Jaka mengaku tidak memiliki gambaran spesifik terkait jumlah gerai baru yang bakal dibuka di Malaysia, dan/atau negara-negara lain.

Hal ini lantaran untuk membuka sebuah gerai baru, Jaka mengeklaim ada banyak sekali persiapan yang masing-masing daerah membutuhkan pendekatan yang berbeda.

"Misal (harga) sewa lahannya, lalu perizinannya dari regulator setempat. Juga apakah kita mau sewa tanah dan create sendiri bangunannya, atau sewa yang sudah ready (bangunannya). Itu semua berbeda kondisinya di masing-masing tempat. Apalagi kalau kita bicara di negara lain," tutur Jaka.

Sementara, guna membiayai aksi ekspansi tersebut, Jaka menyebut pihaknya masih akan sepenuhnya mengandalkan kekuatan dari kas internal perusahaan. Kalau pun diperlukan tambahan, opsi yang mungkin dilirik adalah pembiayaan dari perbankan.

Sedangkan untuk opsi pendanaan dari pasar modal melalui Penawaran Umum Perdana Saham (Initial Public Offering/IPO), Jaka mengaku bahwa pihaknya sama sekali belum terpikir ke arah sana.

"Belum ada (rencana IPO). Bahkan pembahasan internal juga belum (ada). Mungkin kalau pun (nantinya) IPO, akan lebih ke Nabati Group (induk usaha perusahaan), bukan di kami. Tapi tidak tahu juga, karena itu di ranah induk, kami tidak bisa bicara lebih jauh," tegas Jaka. (TSA)

SHARE