ECONOMICS

Perlukah Suntikan Booster untuk Penerima Vaksin Sinovac? Simak Penjelasannya

Muhammad Sukardi 07/09/2021 16:18 WIB

Perlu atau tidak vaksin booster bagi mereka yang sudah disuntik dengan Sinovac?

Perlukah Suntikan Booster untuk Penerima Vaksin Sinovac? Simak Penjelasannya. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Perlu atau tidak vaksin booster bagi mereka yang sudah disuntik dengan Sinovac? Pertanyaan itu menjadi salah satu pembahasan yang ramai dibicarakan di seluruh media, ditambah lagi informasi yang menyebut kekuatan antibodi akan melemah sejak 6 bulan pasca-suntikan dosis kedua.

Anggota ITAGI, Prof Soedjatmiko, menerangkan untuk menilai apakah suatu vaksin efektif atau tidak terhadap varian virus, maka yang menjadi acuan buka mengukur antibodi yang dihasilkan tubuh pasca menerima suntikan vaksin, melainkan mengukur efektivitas dari vaksin itu sendiri.

"Jadi, efektivitas vaksin ini yang lebih penting. Apakah memang vaksin ini memberi manfaat baik untuk penerimanya atau tidak, ya, berdasar data perbandingan antara penerima dengan yang tidak disuntik vaksin," paparnya dalam webinar daring, Selasa (7/9/2021).

Salah satu data acuan yang bisa dipakai juga adalah angka kematian pasca-vaksinasi. "Ya, penerima vaksin masih bisa tetap terpapar dan meninggal dunia karena perlindungan vaksin tidak 100% dan itu kenapa protokol kesehatan harus tetap dijalankan meski sudah divaksin," tegasnya.

Menurut data yang dipaparkan Prof Soedjatmiko, sejak Maret hingga Juni, diketahui bahwa 91 ribu orang menerima vaksin Sinovac dan dari jumlah tersebut, yang meninggal dunia hanya 2 persen.

Artinya, "98% orang yang mendapat suntikan vaksin Sinovac terlindungi dari kematian akibat Covid-19. Lalu, 96% orang yang menerima vaksin Sinovac juga tidak sampai dirawat di rumah sakit," tambah Prof Soedjatmiko.

"Jadi, untuk masyarakat yang menerima suntikan vaksin Sinovac, tidak perlu terlalu khawatir, terlebih jika Anda tidak berhadapan dengan virus setiap hari, beda dengan nakes, dua dosis vaksin Sinovac Insyaallah masih cukup aman," ungkapnya.

Meski begitu, tidak menutup kemungkinan bahwa akan dilakukan evaluasi vaksinasi untuk melihat bagaimana perkembangan data real-world sehingga akan menentukan bagaimana dosis booster akan diberikan di kemudian hari jika pandemi memang belum juga usai dalam waktu dekat.

"Hal ini sama saja seperti vaksin influenza yang perlu pengulangan vaksinasi per tahun sekali, atau vaksin tifoid per 3 tahun sekali," katanya.

"Untuk itu, yang terpenting sekarang adalah memastikan agar virus tidak masuk ke tubuh Anda lewat lubang mata, hidung, dan mulut. Jika itu virus tidak masuk ke tubuh dan hanya ada di alam terbuka, ya, kekuatan vaksin akan terus terjaga dan varian virus tak terjadi," tambah Prof Soedjatmiko. (TYO)

SHARE