Perpadi Keluhkan Harga Gabah Masih Tinggi Kualitas Turun Meski Masuk Musim Panen
Perpadi mengeluhkan tingginya harga gabah dengan kualitas yang menurun meskipun sudah masuk musim panen.
IDXChannel - Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) mengeluhkan tingginya harga gabah meskipun sudah masuk musim panen. Selain itu, kualitas gabah pun menurun.
"Ada beberapa tantangan kita di sektor perberasan. Pertama, sekalipun saat ini panen raya sudah terjadi di beberapa daerah, namun harga gabah masih relatif tinggi. Ini perlu diantisipasi dengan tepat dan benar," ujar Ketua Umum Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) Sutarto Alimoeso dalam diskusi Forum Wartawan Pertanian secara daring, Rabu (12/4/2023).
Di sisi lain, kebijakan-kebijakan pemerintah seperti dalam hal mengatur ketersediaan produksi, Cadangan Beras Pemerintah (CBP), Bantuan Sosial (Bansos), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), kenaikan BBM, Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Gabah dan Beras, serta Harga Eceran Tertinggi (HET), sangat mempengaruhi perkembangan harga beras di lapangan.
"Di tambah lagi, produksi beras itu berfluktuasi berdasarkan tempat dan waktunya," kata Sutarto.
Selain itu, pengusaha beras juga mengalami kesulitan bahan bakar, kelangkaan benih unggul bermutu, serta pupuk. "Itu masih sering terjadi di lapangan dan itu harus kita akui," imbuh Sutarto.
Produktivitas dan kualitas hasil (rendemen) juga berfluktuasi dan cenderung rendah karena faktor budidaya kecepatan saat panen. Kemudian pada saat harga gabah mahal, para petani cenderung akan mempercepat panennya sehingga berimbas pasa kualitas gabah yang mengalami penurunan kualitas.
"Oleh karena itu, tantangan ke depan baik jangka pendek maupun menengah perlu diantisipasi dengan tepat dan benar," ujarnya.
(FRI)