ECONOMICS

Persaingan Bisnis AMDK Makin Sengit, Strategic Partnership Marketing Jadi Sorotan

Taufan Sukma/IDX Channel 26/07/2023 10:29 WIB

kuatnya permintaan pasar diprediksi bakal terus mendorong nilai tersebut terus tumbuh hingga 26,5 persen dalam lima tahun ke depan, menjadi USD12,95 miliar.

Persaingan Bisnis AMDK Makin Sengit, Strategic Partnership Marketing Jadi Sorotan (foto: MNC Media)

IDXChannel - Persaingan bisnis Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir semakin sengit seiring bermunculannya para pemain baru di industri tersebut.

Data dari Statista, misalnya, menyebut bahwa nilai pasar AMDK di Indonesia pada 2022 lalu telah mencapai USD10,24 miliar, atau sekitar Rp152 triliun, sekaligus menjadi nilai pasar terbesar kelima di dunia.

Meski telah demikian besar, kuatnya permintaan pasar juga diprediksi bakal terus mendorong nilai tersebut untuk terus tumbuh hingga 26,5 persen dalam lima tahun ke depan, menjadi USD12,95 miliar.

Dengan potensi yang semakin menjanjikan, praktis masing-masing pelaku pasar berlomba-lomba dalam menerapkan strategi guna dapat mengambil ceruk pasar nasional secara lebih maksimal.

Seperti halnya yang dilakukan oleh Le Minerale dengan menyasar berbagai kantung saluran distribusi, seperti pasar, rest area dan sejumlah kawasan publik, lewat beragam program Corporate Social Responsibility (CSR).

Atas pilihan strategi tersebut, sebagian pihak pun menuduh Mayora Group, dengan brand AMDK miliknya tersebut, telah melakukan praktik persaingan tidak sehat, lantaran pedagang di sejumlah lokasi itu lebih mengutamakan menjual produk Le Minerale.

"Itu tuduhan serius yang harus bisa dibuktikan. Dalam ilmu komunikasi disebut sebagai fabricated news. (Tuduhan) Itu memiliki konsekuensi hukum jika sampai pihak yang menuduh tidak bisa membuktikan tuduhannya," ujar Dosen Ilmu KomunikasiPascasarjana Universitas Sahid Jakarta, Algooth Putranto, Rabu (26/7/2023).

Tuduhan tersebut mengacu pada upaya Mayora Group yang melakukan pembenahan sekaligus Strategic Partnership Marketing di sejumlah lokasi foodcourt di Bogor dan komplek olah raga Gelora Bung Karno secara gratis.

Bantuan pembenahan tersebut dirasa sangat menguntungkan bagi kalangan pedagang di kawasan tersebut, lantaran bisa mendapatkan lahan usaha yang bagus, bersih dan layak tanpa harus mengeluarkan modal sama sekali.

Karenanya, sebagai bentuk terima kasih, kalangan pedagang berinisiatif untuk lebih memprioritaskan penjualan Le Minerale dan produk Mayora lainnya. Meski demikian, pihak pedagang memastikan bahwa kebijakan tersebut sama sekali bukan merupakan bagian dari kerja sama, melainkan sepenuhnya bentuk kesadaran dan timbal balik atas bantuan yang telah diterima.

"Tidak ada (kewajiban hanya menjual Le Minerale. Tapi kan Saya sadar juga. ,Sebelumnya Saya berjualan di pinggir lapangan basket di tenda yang kumuh. Setelah Foodcourt Sempur dibangun, Saya pindah ke sini, gratis. Sehingga sebagai timbal balik, atas inisiatif sendiri, kami lebih mengutamakan menjual produk dari Mayora seperti Kopi Torabika, dan air Le Minerale," ujar salah satu pedagang, Solihat, penjual Soto Mie Bogor di Foodcourt Sempur.

Atas strategi yang dilakukan Mayora dan Le Minerale, Algooth menilai hal tersebut sebagai hal yang lazim dan tidak menyalahi aturan. Dalam perspektif perikanan, menurut Algooth, strategi itu disebut sebagai konsep marketing public relations, dengan strategi trade promotions. 

"Itu lazim dan etis, kok. Sudah banyak dilakukan juga oleh brand-brand besar lainnya. Kita tahu di Tangerang ada Indomilk Arena kan. Lalu di luar negeri juga ada Allianz Stadion, Emirates, dan Etihad Stadion di Manchester, Inggris dan lain-lain. Masa sudah sponsorin terus (penjual di situ) justru jualan merek lain. Itu bukan monopoli, melainkan strategic partnership. Kalau pun pesaing ingin meniru dan melakukan hal yang serupa, ya silakan saja," tegas Algooth. (TSA)

SHARE