ECONOMICS

Persaingan Bisnis E-commerce Makin Ketat, Ini Saran Ekonom

Dovana Hasiana/MPI 08/03/2023 01:00 WIB

Bisnis e-commerce masih dihadapkan pada persaingan yang ketat di tengah pemulihan ekonomi pasca pandemi.

Persaingan Bisnis E-commerce Makin Ketat, Ini Saran Ekonom (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Bisnis e-commerce masih dihadapkan pada persaingan yang ketat di tengah pemulihan ekonomi pasca pandemi. 

Pengamat keuangan dan perbankan dari Binus University Doddy Ariefianto mengatakan, e-commerce harus melakukan berbagai inovasi untuk bisa bertahan.

Menurut Doddy, persaingan ketat terjadi karena sifat alamiah model bisnis saat ini. Banyak e-commerce yang berguguran lantaran margin yang kecil, sehingga mereka harus menjual produk - produk dalam jumlah yang besar bila ingin bertahan. 

“Mereka harus menemukan model bisnis yang tepat. Makanya diferensiasi itu diperlukan di dalam persaingan yang ketat ini,” ujar Pengamat keuangan dan perbankan dari Binus University Doddy Ariefianto dalam Urban Forum Focus Group Discussion (FGD) 2023 “Peran Ekonomi E-commerce di Indonesia: Tantangan, Peluang, dan Kebijakan” di Jakarta, Selasa (7/3/2023).  

Namun, Doddy melihat belum banyak diferensiasi yang diciptakan oleh e-commerce di Indonesia. Selama ini inovasi yang dilakukan hanya berpusat pada pemotongan harga dan pemberian gratis ongkir. 

Menurutnya, e-commerce harus memberikan diferensiasi pengalaman pengguna (user experience) untuk bisa bertahan di persaingan yang ketat. 

“Misalnya, di Amerika Serikat ada e-commerce pada sektor pakaian yang memberikan user experience dengan mengizinkan pelanggan untuk mencoba baju yang dibeli secara online. Mereka akan mengantarkan pakaian ke rumah pelanggan, dan pelanggan bisa memilih untuk tetap membeli atau mengembalikannya,” ujarnya.

Senada, Ketua Umum Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA) Bima Laga mengatakan inovasi dibutuhkan di tengah persaingan ketat. Namun, Bima optimis dengan potensi pasar di Indonesia lantaran besarnya nilai transaksi e-commerce yang mencapai Rp 227,8 triliun atau naik 22,1 persen pada 2022 secara tahunan (year on year) berdasarkan data dari Bank Indonesia.  

Bima yang juga merupakan Chief Executive Officer dari HIJUP mengatakan, salah satu inovasi yang bisa diberikan adalah berjualan melalui live pada platform tertentu (live shopping). Melalui inovasi tersebut, pendapatan mereka pun meningkat 50% secara tahunan (year on year). 

“Selain nilai transaksinya yang besar, liveshopping juga bisa menciptakan lapangan pekerjaan baru. Kami sampai harus membayar orang untuk liveshopping,” pungkasnya.

(DES)

SHARE