ECONOMICS

Pertamina Harus Naikan Harga BBM Kalau Keuangannya Mau Selamat Tahun Ini

Athika Rahma 10/03/2022 13:28 WIB

Gejolak harga minyak mentah saat ini dinilai membuat keuangan PT Pertamina (Persero) makin tertekan karena harga BBM.

Pertamina Harus Naikan Harga BBM Kalau Keuangannya Mau Selamat Tahun Ini (FOTO: MNC Media)

IDXChannel - Gejolak harga minyak mentah saat ini dinilai membuat keuangan PT Pertamina (Persero) makin tertekan karena harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

Seperti diketahui, harga minyak mentah dunia dirundung ketidakpastian. Kamis (10/3) pagi ini, minyak mentah dunia anjlok 13 persen menyentuh USD 111 per barel. Meski begitu, angka ini masih berada di level yang tinggi.

Subsidi APBN untuk sektor energi semakin bengkak. Di sisi lain, Pertamina harus menjaga harga BBM agar tetap sesuai dengan daya beli masyarakat. Agar tidak sampai berdarah-darah, pengamat menilai harga BBM harus dinaikkan, dan itu menjadi satu-satunya pilihan yang bisa diambil.

"Pastinya akan menekan keuangan secara luar biasa. Saya kira tidak ada cara lain selain melakukan penyesuaian harga untuk BBM umum mereka terutama untuk Pertamax," ujar Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan kepada MNC Portal Indonesia, Kamis (10/3/2022).

Mamit mengatakan, konsumsi Pertamax secara nasional termasuk cukup besar, yaitu 11 persen sepanjang 2021. Jika harganya naik, maka BBM yang harganya 'terlindungi' oleh subsidi negara tinggal Pertalite saja.

Mamit tak membantah, jika harga Pertamax dinaikkan, pasti akan ada peralihan konsumsi ke Pertalite. Namun dirinya yakin Pertamina bisa melakukan cara untuk mempertahankan konsumen Pertamax agar tetap loyal menggunakan produk tersebut.

"Tinggal bagaimana Pertamina bisa melakukan edukasi ke masyarakat mengenai manfaat penggunaan BBM RON tinggi dan pastinya ada gimmick yang di berikan kepada pengguna setia Pertamax untuk tidak beralih," katanya.

Sementara untuk Pertalite, lanjutnya, pemerintah perlu memastikan bahwa BBM ini masuk ke dalam BBM penugasan. Aturan turunan dari Perpres 117/2021 masih belum memuat kejelasan terkait Pertalite sampai saat ini.

"Apakah kompensasi yang diberikan hanya 50 persen atau bagaimana? Kalau hanya 50 persen saya kira akan tetap membuat keuangan Pertamina berdarah-darah juga karena selisihnya sudah sangat tinggi," tutup Mamit. (RAMA)

SHARE