ECONOMICS

Pertamina Pastikan Kapasitas Kilang Sesuai Standar Internasional Sejak 2021

Suparjo Ramalan 04/04/2023 23:30 WIB

PT Pertamina (Persero) mengeklaim sudah mengambil langkah untuk meningkatkan kapasitas kilang perusahaan sesuai dengan standar internasional.

Pertamina Pastikan Kapasitas Kilang Sesuai Standar Internasional Sejak 2021. Foto: MNC Media.

IDXChannel - PT Pertamina (Persero) klaim sudah mengambil langkah untuk meningkatkan kapasitas kilang perusahaan sesuai dengan standar internasional. Langkah itu dilakukan setelah insiden kebakaran Kilang Balongan pada 2021. 

Dari sisi operational availability, sebagai parameter untuk monitor keandalan kilang, Pertamina menggunakan Solomon sebagai benchmark kilang internasional. 

Secara konsolidasian pada 2022, hasil benchmark operational availability sesuai standar Solomon pada seluruh kilang Pertamina telah mencapai skor 96% atau berada di atas rata-rata global refinery.

Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), Taufik Aditiyawarman, menjelaskan operational availability terus didorong untuk meningkatkan produksi kilang.

“Operational Availability kilang terus ditingkatkan setiap tahunnya melalui program Overhaul, Turn Around, dan Rejuvenation (Peremajaan). Peningkatan Kehandalan Kilang termasuk peremajaan material dan peralatan dilaksanakan secara bertahap berdasarkan risiko,” ungkap Taufik, Selasa (4/4/2023). 

Menurutnya, KPI telah membuat rencana jangka panjang untuk menjaga dan meningkatkan kehandalan kilang hingga 2026 dengan total estimasi biaya mencapai USD2 miliar.

Senada, Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati, menyebut perbaikan secara berkelanjutan penting untuk menjaga produksi kilang.

Pasca insiden Balongan 2021, Pertamina telah melakukan audit oleh internasional auditor yaitu yang menggunakan International Sustainability Rating System (ISRS) Level 9 yang digunakan oleh global practice.

Nicke menjelaskan dari rekomendasi dari hasil audit tersebut Pertamina telah melakukan beberapa kegiatan prioritas untuk mencegah terjadinya potensi risiko terbesar di kilang.

"Kita akan terus belajar dari case yang ada, juga dari refinery internasional lainnya. Perbaikan terus dilakukan mengingat usia kilang Pertamina. Operational Availability menjadi salah satu kinerja utama kilang karena Pertamina ingin mengurangi impor," ujar Nicke. (NIA)

SHARE