Pertamina Raup Laba Rp30 Triliun, Tempati Posisi Kelima Perusahaan Top di ASEAN
Pertamina menduduki peringkat 223 dalam daftar Fortune Global 500 dan menjadi satu-satunya perusahaan Indonesia serta BUMN yang masuk dalam daftar tersebut.
IDXChannel - PT Pertamina (Persero) mampu menorehkan kinerja yang positif pada tahun lalu. Hal itu pun menempatkan perusahaan pelat merah itu pada jajaran atas perusahaan di kawasan Asia Tenggara (ASEAN).
Pada 2021, Pertamina mencatatkan pendapatan sebesar USD 57,51 miliar atau setara Rp855 triliun (kurs dolar AS Rp14.861). Angka tersebut naik dibanding tahun sebelumnya sebesar USD 41,47 atau sekitar Rp6161,31 triliun.
Sementara laba bersih perseroan tercatat sebesar 2,04 miliar dolar AS atau Rp30,3 triliun, naik hampir dua kali lipat dibanding tahun 2020 sebesar 1,05 miliar dolar AS atau Rp15,6 triliun.
Dengan capaian tersebut, Pertamina menduduki peringkat 223 dalam daftar Fortune Global 500 dan menjadi satu-satunya perusahaan Indonesia sekaligus satu-satunya BUMN yang masuk dalam daftar 500 perusahaan top dunia tersebut.
Pertamina berhasil naik 64 peringkat dari sebelumnya berada pada posisi 287 dalam Fortune Global 500 tahun 2021, menjadi peringkat 223 pada tahun 2022.
Dalam Fortune Global di wilayah Asia Tenggara, BUMN di sektor migas itu berada di peringkat lima. Untuk wilayah Asia, Pertamina berada di peringkat 105 dari 227 perusahaan.
“Pertamina juga merupakan perusahaan peringkat 12 dari 24 perusahaan yang dipimpin Female CEO dan satu-satunya di kategori Petroleum Refining yang dipimpin Female CEO,” kata Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati, dalam keterangan di Jakarta, Selasa (9/8/2022).
Upaya Pertamina meningkatkan daya saing tidak terhalang oleh pandemi, bahkan di tengah tantangan berat perusahaan, kinerja keuangan perseroan melonjak tajam di tahun 2021. “Inilah yang mengantarkan Pertamina naik peringkat pada Fortune Global 500 tahun 2022," kata Nicke.
Nicke menjelaskan Pertamina telah berhasil meningkatkan revenue dan laba bersih perusahaan dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya. Hal itu merupakan sebuah pencapaian yang luar biasa di tengah tantangan global dan pandemi yang belum berakhir.
Tak hanya bertengger di peringkat global pada Fortune 500, pada September 2021, Pertamina juga menerima ESG Risk Rating 28,1 atau pada risiko sedang.
Penilaian global itu telah menempatkan Pertamina sebagai peringkat ke 15 dari 252 perusahaan dunia di industri minyak dan gas bumi serta posisi delapan di sub industri integrated oil and gas.
"Hal ini merupakan pengakuan global atas komitmen dan effort Pertamina memimpin transisi energi, dekarbonisasi mendukung net zero emission Indonesia tahun 2060 dan pencapaian potensi sumber daya terbarukan di Indonesia dalam rangka pertumbuhan berkelanjutan," katanya.
Pada 2021, Pertamina telah menuntaskan transformasi dengan membentuk Holding Migas dengan enam subholding, yakni Subholding Upstream, Subholding Refining and Petrochemical, Subholding Commercial and Trading, Subholding Gas, Subholding Integrated Marine Logistics, dan Subholding New and Renewable Energy.
Transformasi merupakan langkah strategis beradaptasi dengan perubahan bisnis ke depan, bergerak lebih lincah dan lebih cepat, serta fokus untuk pengembangan bisnis yang lebih luas dan agresif.
“Tranformasi akan terus mendorong Pertamina menjadi perusahaan energi kelas dunia. Dengan dukungan seluruh stakeholder, Pertamina akan mewujudkan aspirasi pemegang saham mewujudkan target menjadi 100 perusahaan terkemuka dunia,” ujar Nicke.
(FRI)