ECONOMICS

Pertumbuhan Ekonomi RI 2023 Masih Dibayangi Risiko Ekspor

Michelle Natalia 02/12/2022 12:13 WIB

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menilai, pertumbuhan ekonomi tahun depan masih dibayangi risiko ekspor.

Pertumbuhan Ekonomi RI 2023 Masih Dibayangi Risiko Ekspor (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menilai, pertumbuhan ekonomi tahun depan masih dibayangi risiko ekspor

Tahun ini tingginya ekspor memang didorong oleh permintaan dari negara maju khususnya minyak sawit CPO dan komoditas batu bara. Namun, permintaan komoditas energi ini dikhawatirkan meredup pada tahun depan.

"Pertama adalah volume, karena China, Amerika Serikat (AS), Eropa, dan Jepang masih cukup tinggi, dan sekarang India sebagai pusat pertumbuhan yang luar biasa, terutama untuk crude palm oil (CPO) kita. Kalau dunia temaram, seperti tadi yang disebutkan, pasti permintaan ekspornya menurun, komoditas juga tidak akan setinggi itu," ungkap Sri dalam Kompas100 CEO Forum 2022 secara virtual di Jakarta, Jumat (2/12/2022). 

Isu ekspor ini, sebut Sri, menjadi faktor ketiga di dalam outlook pertumbuhan Indonesia tahun depan selain daya beli dan investasi. Karena itu, kebijakan fiskal harus dapat merespon segala risiko salah satunya menetapkan defisit  APBN 2023 sebesar 2,84%. 

"Pada saat market sekarang sangat turbulent, exchange rate tinggi, interest rate tinggi, kalau Anda tidak punya anchor atau jangkar disiplin fiskal, ya yang terjadi adalah confidence akan runtuh," tambah Sri. 

Ia menambahkan, posisi fiskal di tahun depan tetap prudent karena menjadi jangkar dari stabilitas perekonomian nasional.

"Pada saat risiko meningkat, harga dari cost of fund meningkat, fiskal kita harus dijaga tetap sehat namun tetap suportif. 2,84% itu lebih dari Rp530 triliun defisit. Itu cukup untuk memberikan stimulasi. Total spending kita di atas Rp3.000 triliun, atau sebesar Rp3.018 triliun, itu lebih tinggi dari tahun ini dan selama periode Covid-19," tegas Sri. 

(DES)

SHARE