ECONOMICS

Perundingan Dagang RI dengan Blok Negara Teluk Capai Kemajuan, Target Rampung 2025

Nia Deviyana 11/02/2025 00:00 WIB

Indonesia dan Dewan Kerja  Sama untuk Negara Arab di Teluk (GCC)melaksanakan Perundingan Putaran Kedua Perjanjian Perdagangan Bebas Indonesia-GCC (I–GCC FTA).  

Perundingan Dagang RI dengan Blok Negara Teluk Capai Kemajuan, Target Rampung 2025. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Indonesia dan Dewan Kerja Sama untuk Negara Arab di Teluk (GCC) melaksanakan Perundingan Putaran Kedua Perjanjian Perdagangan Bebas Indonesia-GCC (I–GCC FTA).  

Staf Ahli Bidang Hubungan Internasional Kementerian Perdagangan Johni Martha yang memimpin delegasi Indonesia mengungkapkan, perundingan putaran kedua membahas sejumlah isu dan berhasil memperoleh kemajuan substantif. 

Pertemuan ini juga membahas percepatan penyelesaian perundingan yang ditargetkan mencapai kesepakatan substantif pada akhir 2025.

"Dengan mengupayakan yang terbaik pada setiap isu runding, perundingan I-GCC FTA diharapkan dapat mencapai kesepakatan substantif pada2025. Terlebih, perundingan I-GCC FTA menjadi salah satu program prioritas nasional tahun ini," ujar Johni melalui keterangan tertulis, Senin (10/2/2025).

Beberapa kemajuan yang berhasil dicapai mencakup isu perdagangan barang, perdagangan  jasa, investasi, hambatan  teknis  perdagangan.  

Kemajuan lainnya meliputi ketentuan asal  barang, prosedur-prosedur kepabeanan  dan fasilitasi perdagangan, sanitari, dan  fitosanitari,  kerja  sama  ekonomi,  ekonomi  Islam,  serta  hak  kekayaan intelektual.

"Perundingan kali ini, Indonesia dan GCC berhasil mencapai kesepakatan pada sanitari dan fitosanitari. Di sisi lain, dalam pembahasan teks lainnya, kedua pihak mencapai kemajuan signifikan dengan capaian 45 persen untuk 16 isu runding lainnya dalam kerangka I-GCC FTA," ujar Johni.

Gulf Cooperation Council (GCC) merupakan organisasi perjanjian perdagangan regional di kawasan teluk Persia. Negara-negara anggota GCC, yaitu Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Kuwait, Qatar, Bahrain, dan Oman. 

Hal ini merupakan upaya untuk dapat memperluas akses pasar dengan kawasan Timur Tengah atau Teluk Persia. Mitra dagang utama Indonesia di GCC adalah UAE dan Arab Saudi.

Berdasarkan hasil analisis Badan Kebijakan Perdagangan (BKPerdag), kerja sama   liberalisasi Perdagangan Indonesia-GCC berpotensi meningkatkan ekspor  Indonesia pada sektor peralatan elektronik (electrical equipment) sebesar 33,86 persen; kulit (leather) sebesar 29,3 persen; produk logam (metal product) sebesar 28 persen, dan produsen lainnya (other manufacturing) sebesar 27,7 persen.

Pada perundingan berikutnya, kedua pihak ditargetkan dapat menyelesaikan pemetaan penawaran awal (initial  offer)dan  perhitungannya. 

Perundingan putaran ketiga akan dilaksanakan di Indonesia pada semester kedua 2025.

"Target kami dalam perundingan putaran selanjutnya, baik Indonesia maupun GCC, yaitu selesai memetakan initial offer. Tujuannya, agar dapat melihat dan memperhitungkan secara keseluruhan keuntungan yang dapat diperoleh dan dimanfaatkan Indonesia dalam memaksimalkan pembebasan bea masuk di negara-negara Kawasan Teluk," kata Johni.

Perundingan I-GCC FTA diluncurkan pada 31 Juli 2024. Perundingan Putaran Pertama berlangsung di Kantor Kementerian   Perdagangan, Jakarta pada 9-13 September 2024.

Perundingan ini merupakan perjanjian ketiga Indonesia dengan mitra dagang di Kawasan Timur Tengah. 

Sebelumnya, Indonesia telah memiliki perjanjian Indonesia-United Arab Emirates  Comprehensive Economic Partnership  Agreement(I-UAE CEPA) dan Indonesia-Iran  Preferential Trade Agreement (PTA).

Pada 2023, total perdagangan Indonesia  dan GCC mencapai  USD15,7 miliar. Ekspor  Indonesia ke GCC pada 2023 mencapai  USD6,1  miliar, sementara impor  Indonesia dari GCC sebesar USD9,6 miliar. 

Komoditas ekspor andalan ekspor  nonmigas Indonesia  ke GCCdi antaranya  mobil dan kendaraan bermotor, minyak  kelapa sawit, perhiasan, kapal suar,  kertas, dan kertas karton tidak dilapisi. 

Sedangkan komoditas impor utama nonmigas Indonesia dari GCC, yaitu produk setengah jadi dari besi  atau  baja  bukan paduan,  alkohol asiklik, belerang,  polimer dari etilena, dan aluminium tidak ditempa.

(NIA DEVIYANA)

SHARE