Perusahaan Eropa Bersiap Hadapi Perang Dagang Besar Lawan China
Kepala Kamar Dagang Uni Eropa (UE) di China Jens Eskelund mengatakan bahwa perang dagang besar-besaran antara kedua belah pihak tidak dapat dihindari.
IDXChannel - Kepala Kamar Dagang Uni Eropa (UE) di China Jens Eskelund mengatakan bahwa perang dagang besar-besaran antara kedua belah pihak tidak dapat dihindari.
"Perang dagang besar-besaran tampak semakin mungkin terjadi jika situasinya tidak berubah," kata Eskelund, dilansir dari SCMP pada Jumat (11/10/2024).
UE baru-baru ini menyepakati tarif tinggi untuk kendaraan listrik (EV) dari China. Sebagai balasannya, Beijing menjegal produk brendi asal Benua Biru tersebut.
Eskelund mengklaim bahwa perselisihan ini dipicu ketidakseimbangan perdagangan antara EU dan China. Ekspor China ke Eropa terus meningkat, sementara impor Negeri Tirai Bambu tersebut dari UE jalan di tempat.
Anda bisa melihat selama beberapa tahun terakhir. Di satu sisi, penurunan impor China. Di sisi lain, peningkatan yang semakin cepat dari ekspor China," ke Eskelund.
"Sejak 2017, ekonomi china tumbuh sebesar 40 persen, tetapi pada periode tersebut impor China dari Eropa menurun sebesar 30 persen. Saya pikir inilah yang seharusnya menjadi topik pembicaraan utama," kata Eskelund.
Eskelund tidak ingin menuduh China memberikan subsidi besar-besaran agar industrinya bisa mengekspor produk dengan harga murah. Dia lebih mengkhawatirkan tekanan deflasi yang membebani konsumsi domestik di negara adidaya tersebut.
"Inti dari masalah yang kita lihat sekarang adalah deflasi. Saya memahami bahwa pemerintah China tidak begitu menyukai istilah overcapacity. Jadi mari kita bicarakan deflasi yang merupakan tantangan yang sulit," katanya.
Upaya pemerintah China untuk mengerek konsumsi domestik sejauh ini belum membuahkan hasil. Tanpa gelontoran stimulus yang masif, China diprediksi sulit mencapai target pertumbuhan ekonomi lima persen tahun ini. (Wahyu Dwi Anggoro)