ECONOMICS

Perusahaan Jepang Cari LNG ke Indonesia dan Qatar, Ada Apa?

Reysha Hidayat/Magang 11/10/2023 16:30 WIB

Perusahaan perdagangan sumber daya asal Jepang mulai mencari sumber energi alternatif di beberapa negara, antara lain Indonesia dan Qatar.

Perusahaan Jepang Cari LNG ke Indonesia dan Qatar, Ada Apa? (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Perusahaan perdagangan sumber daya asal Jepang mulai mencari sumber energi alternatif di beberapa negara, antara lain Qatar dan Indonesia untuk melakukan diversifikasi stok akibat perang Rusia di Ukraina yang menekan pasokan gas alam cair (LNG) global.

Rumah dagang (trading house) Mitsui & Co. sedang mempertimbangkan untuk mengakuisisi saham di North Field, di mana dua proyek ekspansi sedang berlangsung.  Setelah proyek selesai, kapasitas produksi LNG Qatar akan mencapai 126 juta ton per tahun, melampaui Amerika Serikat (AS) dan Australia.

Mitsui akan membuat keputusan akhir berdasarkan faktor-faktor seperti durasi kontrak, harga dan profitabilitas.

Mitsui juga mengatakan, mereka sedang mempertimbangkan berbagai opsi. Rencananya adalah membentuk konsorsium Jepang guna membeli saham North Field. Pemasok listrik JERA juga mempertimbangkan untuk mengambil bagian.

Di Indonesia, Mitsubishi Corp, grup energi Inpex dan lainnya memperluas produksi di ladang gas Tangguh menjadi 11,4 juta ton per tahun. Dengan peningkatan produksi tersebut, Kansai Electric Power akan melakukan pengadaan hingga 1 juta ton untuk bahan bakar pembangkit listrik. Di Kanada, Mitsubishi akan meluncurkan kilang LNG pada pertengahan 2020-an dan bekerja sama dengan Shell dan lainnya.

Jepang adalah importir LNG terbesar di dunia yang membeli 72 juta ton pada 2022, dengan sebanyak 10% berasal dari Rusia. Ketika hubungan dengan Moskow menjadi tegang, Jepang tidak mungkin mendapatkan pasokan LNG dari proyek Sakhalin-2.

Dilansir dari NikkeiAsia (11/10), terdapat risiko geopolitik lainnya, di mana Jepang bergantung pada 40% impor LNG, dan sempat mempertimbangkan terbatasnya ekspor LNG di tengah kekurangan gas dalam negeri pada 2022. Karena gas alam sulit untuk ditimbun, Jepang harus melakukan diversifikasi pengadaan untuk membatasi risiko pasokan.

LNG dapat dibeli melalui kontrak spot atau kontrak jangka panjang yang berlangsung selama 5 hingga 20 tahun. Namun kontrak jangka panjang, yang dapat membantu membatasi risiko fluktuasi harga jangka pendek, sudah terjual habis hingga 2026.

Menurut statistik perdagangan tahun 2022 dari Kementerian Keuangan, Jepang juga telah meningkatkan pengadaan LNG dari A.S, melalui impor yang berjumlah 4,13 juta ton, naik empat kali lipat dibandingkan lima tahun lalu.

Keputusan JERA untuk tidak memperbarui kontrak jangka panjang selama lebih dari 5 juta ton per tahun dengan Qatar pada tahun 2021 memperburuk hubungan antara Toyko dan Doha. Untuk mengatasi hal ini, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida bertemu dengan Emir Tamim bin Hamad al-Thani pada bulan Juli dan meminta pasokan LNG yang stabil. (ADF)

SHARE