Perusahaan Startup Masuki Musim Gugur, Ini Kata Mereka yang Harus Kena PHK
Belakangan perusahan Startup atau perusahaan rintisan terlihat tengah memasuki 'musim gugur'. Karyawan yang bertahan pun akhirnya menyerah dan keluar.
IDXChannel - Belakangan perusahan Startup atau perusahaan rintisan terlihat tengah memasuki 'musim gugur'. Hal tersebut bukan hanya berdampak pada pemberhentian para karyawannya, namun karyawan yang bertahan di dalam pun akhirnya tidak sedikit yang menyerah dan keluar.
Setelah sebelumnya bisa dikatakan berjaya ditengah ketatnya pembatasan gerak masyarakat akibat pandemi covid 19. Saat ini beberapa perusahaan harus kembali menyesuaikan bisnis modelnya ditengah dinamisnya pergerakan ke hidupan.
Perubahan tersebut cenderung membuat investor pada beberapa perusahaan startup mulai berfikir-fikir kembali untuk memberikan dana segar yang menjadi bahan bakar dari sebuah bisnis usaha. Hal itu praktis membuat perushaan startup sulit untuk melakukan operasional, sebab modal yang sebelumnya ada tidak menghasilkan keuntungan.
Salah mantan pegawai di salah satu perusahaan Startup di bidang fast moving consumer goods (FMGC), Vina memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaan. Sebab perusahannya Artha Berkat Digital (ABD) tidak membayarkan beberapa gaji pegawainya selama 5 bulan berturut-turut. ABD sendiri merupakan sebuah perusahan penjualan produk warung berbasis aplikasi.
"Saya enggak dibayar gajinya dari bulan Juli sampai November 2021, akhirnya saya dan beberapa teman saya memutuskan untuk resign," ujar Vina saat dihubungi MNC Portal, Selasa (7/6/2022).
Vina dan beberapa teman lainnya juga sempat menanyakan haknya kepada perusahaan. Namun dirinya hanya diberikan sebuah ucapan janji, bukan sebuah gaji. Akhirnya Vina dan lebih dari 10 orang lainnya langsung mengundurkan diri.
Vina yang juga bekerja dibagian recruitment menjelaskan perusahaan jarang sekali mengeluarkan karyawan, tapi dibalik itu ada banyak karyawan yang telah mengundurkan diri karena ketidakjelasaan perusahaan dalam pembayaran upah kerja. Bahkan pihak perusahaan mengeluarkan alasan kalau saat itu belum ada investor.
"Kami sempat menanyakan kepada pihak perusahan, Alasannya karena menunggu dana investasi, tapi pada akhirnya resign sih banyak ya," kata Vina.
Vina menjelaskan strategi perusahaan ketika mendapatkan dana dari investor memang tidak seperti yang banyak dilakukan perusahaan startup besar lain yang lebih banyak memberikan promo kepada para konsumennya. Namun lebih ke penguatan konsep, yang hingga saat ini menurut Vina terbukti gagal.
"Mereka hire itu posisi-posisi top level, Jadi selama di sana baru konsep-konsep aja. Operasional juga tidak terlalu bagus, margin produk warung juga kan kecil, tapi difokuskan sama konsep aja," sambungnya.
Bekerja di divisi rekrutmen, Vina melihat terjadi proses yang cukup masif. Bukan hanya di level top, namun juga banyak sales-sales baru, yang pada akhirnya bekerja keras untuk menawarkan berbagai promo menarik kepada perusahaan.
Meski memutuskan keluar dari kantornya, Vina mengaku saat ini sudah mendapatkan pekerjaan baru. Bahkan sudah dimulai tidak lama setelah dirinya memutuskan keluar dari perusahaan yang tidak membayarkan gaji para karyawanya selama 5 bulan.
"Di Desember 2021 Puji Tuhan saya diterima bekerja di kantor lain. Saya kapok kerja di startup," gurau Vina.
Salah satu pegawai lain yang sempat menjadi pegawai perusahaan startup dibidang properti Jendela360, Gde Aditya juga sempat menjadi korban PHK dari perusahaanya. Alasan yang diterima Gde karena pandemi covid 19.
"Ketika pandemi itu Otomatis peminat apartemen itu jadi berkumandang kan, otomatis daya beli masyarakat turun, nah agar perusahaan bisa on going, maka Jendela360 itu kemarin sempat PHK beberapa karyawan," kata Gde.
Gde mengatakan beberapa Startup memang pada saat pandemi ada yang diuntungkan namun juga banyak yang harus menahan kerugian. Mereka yang kuat karena memiliki layanan digital untuk memenuhi aktivitas masyarakat yang tidak boleh keluar rumah.
"Sekarang kan sudah muali balik lagi ke waktu sebelum pandemi, sudah banyak yang tidak pakai masker, sudah banyak yang melakukan aktivitas di luar rumah juga," lanjutnya.
Menanggapi fenomena tersebut, Praktisi dan Konsultan Marketing dari Inventure Yuswohady mengatakan PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) yang dilakukan oleh beberapa perusahaan startup belakangan merupakan bentuk rasionalisasi. Menurutnya startup merupakan perusahaan bisa dibilang tidak natural perkembangannya. Sebab berkembangnya dengan sangat cepat mengandalkan suntikan dana investor.
Ketika suntikan dana itu tidak selancar sebelumnya, maka mereka mulai melakukan rasionalisasi, atau bisa dibilang para perusahaan startup ini mulai mencari cara untuk mendapatkan keuntungan operasional. Yuswohady menjelaskan cara terdekat untuk menambahkan keuntungan adalah dengan memangkas karyawan, bahkan lebih gila lagi, tidak membayarnya, seperti perusahaan ABD, sebab upah karyawan merupakan salah satu cost yang besar.
"Investornya mulai berkurang karena kurang profit, maka untuk bisa survive dia harus cepat mereka mencari profitability," kata Yuswohady saat dihubungi MNC Portal, beberapa hari lalu.
Menurutnya kedepan startup perlu mulai memikirkan aspek profitability atau laba, bukan hanya sekadar mencari market yang luas secara instan dengan bakar uang. Sehingga perusahaan bisa bertahan dan berkembang secara perlahan.
Jika benar startup tengah masuk dalam 'musim gugur', maka seharusnya juga ada satu musim yang mana menjadi momen bersemi para startup. Namun berbeda dengan proses tumbuhan, startup tidak bisa mengandalkan alam, harus segera memiliki pola perubahan. (FHM)