Petani Tebu Keluhkan Pupuk Mahal, Jokowi: Semua Negara Mengalaminya
Jokowi menyebut harga pupuk yang mahal menjadi masalah semua negara. Mengingat, bahan baku pupuk dari Ukraina dan Rusia yang kini sedang berkonflik.
IDXChannel - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendengar keluhan dari para petani tebu terkait harga pupuk yang mahal. Hal itu disampaikan saat dialog dengan petani tebu, di Mojokerto, Jawa Timur, kemarin (4/11).
“Pupuknya agak mahal pak Presiden,” kata salah satu petani wilayah kerja Pabrik Gula Gempolkrep Mojokerto, Mardianto melalui tayangan video di Youtube Sekretariat Presiden, Sabtu (5/11/2022).
Jokowi pun merespons dengan mengatakan harga pupuk yang mahal menjadi masalah semua negara. Mengingat, bahan baku pupuk dari Ukraina dan Rusia yang kini sedang berkonflik.
Akibat perang tersebut, distribusi dan produksi bahan baku pupuk terhambat yang menyebabkan kenaikan harga di sejumlah negara. “Pupuk seluruh negara semuanya mahal, pupuk problem-nya kenapa? Karena bahan baku pupuk itu dari Ukraina sama Rusia, lagi perang,” kata Jokowi.
Meski begitu, Mardianto mengatakan pupuk dengan jenis ZA yang memiliki kandungan Amonium Sulfat atau (NH4) 2SO4 untuk menyuburkan tanaman sudah tidak ada kelangkaan seperti beberapa waktu.
“ZA nya tidak ada masalah, tapi ini bisa dibantu dari pabrik lain untuk bantuan kita dan kawan-kawan pak Presiden,” ungkap Mardianto.
Terlepas dari maalah pupuk, Mardianto mengatakan pabrik gula yang ada di wilayahnya berjalan lancer pada tahu ini. Sehingga, pembayaran kepada para petani tebu tak ada kendala.
“Perlu kami menyampaikan di lapangan, Alhamdulillah untuk kurun waktu berapa tahun ini pabrik kita ini berjalan sangat lancar. Biasanya ada rusak ada ini, tidak pernah terjadi.”
“ Sehingga tahun ini, tahun kemarin Alhamdulillah harga gulanya cukup baik, pembayarannya lancar. Yang sebelumnya itu sampai sekian bulan sampai bulan Maret, Alhamdulillah sekarang sudah lancar,” kata Mardianto.
“Lancar berapa hari?” tanya Jokowi.
“5 hari, 10 hari sudah keluar,” kata Mardianto.
“Rendemennya pinten (berapa)?” tanya Jokowi lagi.
“8 sampai 9. Harapan kami seperti itu, semua kalau bisa 9, 10 Pak Presiden,” papar Mardianto.
(FRI)