ECONOMICS

Peternak Desak Kemendag Perbaiki Harga Ayam Hidup yang Anjlok

Advenia Elisabeth/MPI 10/01/2023 15:35 WIB

Ketua Komunitas Peternak Unggas Nasional KPUN), Alvino Antonio mengatakan, harga ayam hidup di kelas kandang sudah merosot tajam sejak liburan Natal 2022.

Peternak Desak Kemendag Perbaiki Harga Ayam Hidup yang Anjlok. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Komunitas Peternak Unggas Nasional (KPUN) mendesak Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk bisa memperbaiki harga ayam hidup yang saat ini tengah mengalami penurunan tajam di pasar. 

Ketua Komunitas Peternak Unggas Nasional KPUN), Alvino Antonio mengatakan, harga ayam hidup di kelas kandang sudah merosot tajam sejak liburan Natal 2022 sekitar Rp 15.000 per kilogram (kg). 

Kemudian harga Live Bird (LB) wilayah Jawa Tengah, yang merupakan pusat populasi ayam ras pedaging juga mengalami hal serupa, ayam hidup hanya dijual di angka Rp 15.000/kg. Harga tersebut dibawah Harga Pokok Penjualan (HPP) yakni dikisaran Rp 19.500 - 20,500/kg.

"Ini bertahan hingga saat ini. Sedangkan harga ayam karkas di level konsumen cenderung stabil yakni Rp 33.000 -35.000 per kg," ujar Alvino di Jakarta, Selasa (10/1/2023).

Lebih lanjut Alvino menuturkan, penurunan harga LB juga terjadi di Jawa Barat, yakni Rp18.000 per kg. Anjloknya harga tersebut berimbas pada lonjakan suplai ke wilayah Jabodetabek. Dia juga bilang, merosotnya harga dibawah HPP cukup lama. 

Dia menjelaskan bahwa indikasinya karena masih banyak perusahaan integrator yang berbudidaya dan menjual ayam hidupnya bersamaan dengan milik peternak rakyat. Bahkan mereka menjual LB sangat murah, bahkan di bawah Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbedan) No. 5/2022 yakni Rp 21.000-23.000/kg.

Menurut Alvino, meskipun integrator menjual murah, namun bagi mereka kerugian cenderung sedikit bahkan tidak mengalami rugi sama sekali. Karena mereka masih memiliki DOC (anak ayam) sendiri, pakan sendiri, obat-obatan sendiri bahkan channel distribusi sendiri yang tersistem bekerjasama dengan para broker. 

"Sedangkan kami peternak rakyat, membeli Sarana Produksi Peternakan (sapronak) dan pakan dari mereka. Tentu dengan harga yang mahal. Jadi kami kalah bersaing disini," ungkapnya. 

(SLF)

SHARE