Petrindo (CUAN) Targetkan Produksi 1 Juta Ton Tahun Ini
Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) menargetkan produksi batu bara dapat mencapai 1 juta ton hingga akhir 2023 ini.
IDXChannel - Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) menargetkan produksi batu bara dapat mencapai 1 juta ton hingga akhir 2023 ini. Sebagaimana diketahui, perseroan melalui anak usahanya yakni, PT Tamtama Perkasa telah memproduksi batu bara termal berkualitas tinggi sejak tahun 2013.
“Tahun ini sesuai rencana kerja dan anggaran biaya (RKAB) yang disetujui oleh Kementerian ESDM, untuk Tamtama Perkasa sendiri (targetnya) 1 juta ton,” kata Direktur Utama CUAN, Michael saat ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (8/3/2023).
Michael mengungkap, per Desember 2022 lalu, volume produksi batu bara CUAN mencapai 50% dari target produksi tersebut. Adapun, volume penjualan batu bara ditargetkan sama dengan volume produksi tahun ini.
Sementara itu, porsi penjualan batu bara perseroan mayoritas ditujukan untuk pasar ekspor, dengan Jepang sebagai negara tujuan ekspor terbesar. Negara lain yang juga menjadi negara tujuan ekspor perseroan yakni, Filipina, Eropa, Taiwan dan Korea Selatan.
“Kinerja ke depan kami masih optimistis bahwa harga indeks batu bara masih tetap baik di tahun ini dan kami berjuang untuk mencatatkan produksi yang lebih baik dari tahun sebelumnya,” imbuh Michael.
Sebagai informasi, Petrindo resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini (8/3/2023). Dalam penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO), perseroan menawarkan sebanyak-banyaknya 1,69 miliar saham. Jumlah tersebut setara 15,03% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan.
Perseroan akan menggunakan dana hasil penawaran umum atau initial public offering (IPO) untuk disalurkan kepada PT Tamtama Perkasa (TP) yang merupakan anak usaha perseroan, dalam rangka pembangunan intermediate stockpile (ISP) dan pembelian infrastruktur pendukungnya seiring dengan meningkatnya produksi batu bara.
Secara rinci, sebesar 39,95% akan digunakan untuk belanja modal perusahaan anak yaitu TP, untuk pembangunan intermediate stockpile (ISP) dan pembelian infrastruktur pendukungnya.
Kemudian, sekitar 60,05% akan digunakan sebagai tambahan modal kerja TP untuk mendukung aktivitas namun tidak terbatas pada, pembayaran kontraktor tambang, pembayaran vendor dan supplier atas pembelian bahan bakar, pemeliharaan dan perbaikan jalan angkut batu bara (jalur hauling), dan aktivitas - aktivitas lainnya yang dapat mendukung kegiatan operasional pertambangan serta menunjang aktivitas produksi batu bara.
Manajemen perseroan menjelaskan bahwa, penggunaan dana hasil IPO untuk keperluan anak usaha dikarenakan TP berkontribusi secara signifikan kepada pendapatan grup perseroan, serta dengan tujuan meningkatkan kapasitas produksi TP.
(SLF)