PHRI Jatim Kolaborasi Lintas Sektor Dorong Kemajuan Pariwisata
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Timur mendorong para pelaku pariwisata di Jatim untuk saling berkolaborasi agar sektor ini mampu bangkit.
IDXChannel - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Timur mendorong para pelaku pariwisata di Jatim untuk saling berkolaborasi agar sektor ini mampu bangkit kembali pasca pandemi COVID-19.
Ketua PHRI Jatim, Dwi Cahyono mengatakan, saat ini pariwisata di Jatim memang sudah mulai menggeliat kembali setelah terpuruk akibat pandemi. Namun perlu campur tangan berbagai pihak untuk percepatannya.
"Saat ini merupakan momentum tepat untuk membangkitkan kembali sektor tersebut. Tetapi kami memandang perlunya kolaborasi berbagai pihak. Salah satunya dalam hal promosi ke setiap daerah di Indonesia lainnya," katanya, Senin (27/2/2023).
Menurutnya, kolaborasi akan semakin mempercepat perkembangan kemajuan pariwisata. Hal ini akan berdampak luas bagi masyarakat. Pihaknya ingin ada pergerakan wisatawan dari berbagai daerah di Indonesia ke Jatim.
"Potensi pariwisata di Jatim masih terbuka luas dan sangat besar. Jika mampu digerakkan dengan baik, tentu akan menggerakkan juga ekonomi masyarakat dan menambah pendapatan daerah," papar dia.
Sementara itu, Ketua DPD RI AA La Nyalla Mahmud Mattalitti akan mendorong stakeholder di daerah untuk bersama-sama dalam percepatan kemajuan pariwisata. Pemerintah harus fokus dan pasti hadir dalam hal ini.
"Kami mendukung upaya-upaya para pelaku pariwisata. Kami juga sepakat bahwa sektor pariwisata sangat potensial untuk meningkatkan perekonomian masyarakat," katanya.
La Nyalla mencatat setidaknya ada tujuh tradisi adat Jawa yang masih lestari hingga saat ini. Diantaranya adalah Tumpeng Sewu, Sekaten, Kebo-Keboan, Grebeg Maulud, Karapan Sapi, Upacara Kasada dan Larung Sesaji.
"Tradisi itu kemudian menjadi keistimewaan dan daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Oleh karenanya, saya mendorong agar hal ini dikembangkan menjadi destinasi wisata budaya. Tawarkan itu kepada wisatawan dan promosikan terus," saran La Nyalla.
Menurut La Nyalla, kekayaan budaya yang masih melekat dan populer di hati masyarakatnya tidak hanya memiliki arti sosial yang mendalam, tetapi juga mampu memberikan dampak lainnya jika dilestarikan sebagai objek dalam kepariwisataan.
"Budaya itu selama ini menjadi daya tarik paling utama, setelah itu baru alam, setelah itu baru wisata buatan," pungkasnya.
(SLF)