ECONOMICS

Pinjaman Online Lebih Diminati, Penerbitan Kartu Kredit Anjlok 

Ikhsan Permana SP/MPI 11/09/2023 17:01 WIB

Perubahan teknologi telah mengubah pola penyaluran pinjaman dari yang tadinya menggunakan kartu kredit beralih ke pinjaman online (pinjol).

(Ilustrasi kartu kredit)

IDXChannel - Perubahan teknologi telah mengubah pola penyaluran pinjaman dari yang tadinya menggunakan kartu kredit beralih ke pinjaman online (pinjol). Akibatnya, penerbitan kartu kredit semakin anjlok.

Hal ini diungkapkan peneliti Center of Digital Economy and SMEs Indef Nailul Huda. Anjloknya penerbitan kartu kredit dilihat dari data tahun 2020 hingga 2022. Di tahun itu, pertumbuhan penerbitan kartu kredit rata-rata hanya mencapai 0,8%.

Di sisi lain pertumbuhan pinjaman online mencapai 71% pada Desember 2022 dan 18% hingga Juli 2023. Hal itu yang mengindikasikan adanya perpindahan pengguna kartu kredit ke pinjol

"Ini yang menyebabkan akhirnya mungkin dari kartu kredit ini dia bisa pindah ke pinjaman online, karena kalau kita lihat dari penyaluran pinjaman online secara bulanan di Tahun 2022 itu meningkat relatif tajam," ungkap Huda dalam Diskusi Publik "Bahaya Pinjaman Online Bagi Penduduk Usia Muda" yang dipantau secara daring, Senin (11/9/2023).

Berdasarkan data tersebut, Huda menilai ada perpindahan masyarakat yang tidak bisa mengajukan pinjaman atau tidak bisa menerbitkan kartu kredit mereka akhirnya beralih ke pinjol.

Hal tersebut juga dieprkuat oleh data dari Otoritas Jasa Keuangan yang mengungkapkan bahwa jumlah kantor cabang bank setiap tahun mengalami penurunan, hingga saat ini jumlahnya hanya sekitar 30 ribu kantor cabang bank yang tersebar di seluruh Indonesia.

"Kalau kita lihat orang juga sudah cenderung males pergi ke cabang perbankan. Di mana mungkin kalau yang dia lebih dari dua kali pergi ke cabang bank itu dari 10 orang cuma tiga orang, jadi sekitar 30% saja," kata dia.

Adapun 70% sisanya menurut Huda lebih senang menggunakan online banking maupun mobile apps. 

"Penggunaan mobile banking itu juga cukup tinggi di mana Indonesia itu 44% dengan yang paling adaptif itu berada di rentang umur 34 sampai 20 tahun," pungkasnya. (NIY)

SHARE