ECONOMICS

PLN Catat Sumber EBT Berada di NTB, Begini Rinciannya

Suparjo Ramalan 30/07/2021 12:10 WIB

PKN mencatat potensi energi baru dan terbarukan (EBT) di Indonesia melimpah dan beragam.

Energi terbarukan (Ilustrasi)

IDXChannel - PT PLN (Persero) mencatat potensi energi baru dan terbarukan (EBT) di Indonesia melimpah dan beragam. Seperti, mini atau mikrohidro, biomassa, energi surya, energi angin, dan lainnya.

Potensi EBT tercatat berada di Nusa Tenggara Barat (NTB), perseroan menilai potensi pengembangan EBT di kawasan tersebut mencapai 102,74 megawatt (MW) dengan berbagai macam sumber EBT. Misalnya, air untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) dan Pembangkit Listrik Tenaga Air. 

Kemudian, bayu atau angin untuk Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB), tenaga surya digunakan dalam Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), biomassa untuk Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm) hingga juga arus laut atau Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL). 

Executive Vice President Komunikasi Korporat dan CSR PLN, Agung Murdifi menyebut, total potensi tersebut sebesar 61,38 MW berada di pulau Sumbawa, 21,36 MW di pulau Lombok, dan masing-masing sebesar 10 MW berada di Selat Lombok dan Selat Alas.

"Setidaknya, persentase 19,2 persen potensi EBT di NTB masih didominasi oleh PLTMH, yaitu sebesar 19,74 MW. Di sisi lain, potensi pengembangan EBT yang lain adalah PLTA sebesar 18 MW, PLTB 15 MW, PLTS 10 MW, PLTAL 20 MW dan PLTBm dengan potensi daya sebesar 20 MW," ujar Agung, Jumat (30/7/2021). 

PLN mencatat, saat ini penggunaan EBT di NTB adalah sebesar 39,55 MW, yang memanfaatkan dua jenis sumber daya alam yaitu tenaga air dan surya. 

Sementara, komposisi bauran energi untuk EBT adalah PLTMH 17,23 MW dan PLTS 22,32 MW. Totalnya 39,55 MW, dari total daya mampu pembangkit sebesar 284 MW. 

Terkait mendorong pencapaian target nol emisi karbon atau net zero emission pada 2060, kata dia, proses pengembangan EBT ini masih cukup panjang. PLN terus melakukan beberapa kajian, misalnya terkait kelayakan operasinya, yaitu bagaimana dampak dari pengoperasian EBT tersebut ke sistem kelistrikan yang telah beroperasi saat ini.

"Pengembangan EBT ini merupakan salah satu wujud program transformasi PLN, yaitu green. Ini merupakan salah satu bentuk komitmen kami untuk menghadirkan energi bersih di masyarakat," tuturnya. 

Adapun terkait beban puncak sistem kelistrikan Lombok hingga Rabu, 28 Juli 2021 sebesar 245 MW dengan total daya mampu pembangkit sebesar 284 MW. Sementara itu, untuk Sumbawa, beban puncak sebesar 105 MW dengan total daya mampu pembangkit sebesar 153 MW. Terdapat cadangan daya sebesar 39 MW di Lombok dan 48 MW di Sumbawa yang cukup untuk memenuhi kebutuhan listrik di NTB. (NDA)

SHARE