PLN Sebut Lebih dari 107 Desa di Indonesia Belum Teraliri Listrik
PT PLN (Persero) mengungkapkan rasio desa di Indonesia yang sudah teraliri listrik baru 99,87 persen.
IDXChannel - PT PLN (Persero) mengungkapkan rasio desa di Indonesia yang sudah teraliri listrik baru 99,87 persen. Jika mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2016 yang menyebut ada 82.395 desa, maka artinya ada lebih dari 107 desa di Indonesia yang masih belum berlistrik.
"PLN bersama dengan pemerintah berkomitmen penuh untuk menyediakan listrik hingga ke seluruh pelosok tanah air, tak terkecuali daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar)," ujar Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo dalam keterangan yang diterima, Kamis (11/7/2024).
Darmawan menyebutkan, listrik saat ini merupakan kebutuhan primer bagi masyarakat. Maka dari itu, bersama dengan Pemerintah, PLN akan terus menggenjot pemerataan listrik sampai wilayah 3T sesuai dengan pengejawantahan sila ke-5 Pancasila, sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat Indonesia.
Wujud nyata dari komitmen itu, kata Darmawan, PLN dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menyusun dan menyepakati peta jalan (roadmap) program Listrik Desa (Lisdes) untuk mencapai Rasio Desa Berlistrik PLN 100 persen.
"Untuk mendukung target tersebut, PLN juga telah mengajukan alokasi PMN senilai Rp3 triliun untuk program Lisdes di tahun 2025 untuk melistriki sebanyak 85 ribu pelanggan di 1.092 desa," kata Darmawan.
PLN telah menerima PMN senilai Rp48,81 triliun sejak 2015 hingga 2022 untuk pembangunan infrastruktur kelistrikan. Salah satunya untuk melistriki 7.980 desa yang dinikmati 1,37 juta masyarakat di seluruh Indonesia.
Hingga Mei 2024, capaian Rasio Desa Berlistrik (RDB) nasional berada di angka 99,87 persen. PLN terus berupaya menyerap dana PMN secara optimal guna mendukung tercapainya target RDB 100 persen.
“PMN digunakan untuk pengembangan infrastruktur ketenagalistrikan di seluruh penjuru Nusantara menuju keadilan sosial dan kemandirian energi. Hadirnya listrik pada daerah-daerah akan menciptakan efek berganda peningkatkan penyerapan tenaga kerja dan peningkatan ekonomi sektor riil, sehingga dapat menjadi daya dorong pertumbuhan perekonomian daerah setempat,” kata Darmawan.
(YNA)