PLN Serap Listrik Hijau dari Dua PLTS Milik Medco Group
PT PLN (Persero) baru saja menandatangani Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBTL) dengan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Bali Barat dan Bali Timur.
IDXChannel - PT PLN (Persero) baru saja menandatangani Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBTL) dengan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Bali Barat dan Bali Timur, Kamis (24/3/2022).
Kedua pembangkit milik PT Medco Energi Internasional Tbk (Medco Group), yang dikelola melalui kedua anak usahanya, yaitu PT Medco Solar Bali Barat dan PT Medco Solar Bali Timur.
Dengan kekuatan daya masing-masing sebesar 25 Megawatt peak (MWp), kedua PLTS tersebut menjadi PLTS ground-mounted terbesar di Indonesia. Keduanya saat ini dalam tahap finishing, sehingga ditargetkan sudah bisa mulai beroperasi sebelum KTT G20 digelar di Bali, Oktober-November 2022 mendatang.
"Sebagai key player dalam transisi energi di Tanah Air, PLN terus meningkatkan penggunaan pembangkit berbasis energi baru terbarukan (EBT). Termasuk juga di Bali, yang akan menjadi lokasi acara puncak Presidensi G20 Indonesia," ujar Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, dalam keterangan resminya, usai penandatangan.
Turut hadir dalam prosesi penandatanganan, yaitu Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif dan disaksikan secara virtual oleh Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) I, Pahala Nugraha Mansyuri.
Menurut Darmawan, pembangunan proyek strategis nasional yang juga masuk dalam pilar green transformasi PLN diharapkan dapat berkontribusi terhadap pencapaian target bauran EBT nasional sebesar 23 persen pada 2025.
"(Kerjasama) Ini juga sesuai dengan keinginan pemerintah untuk membangun Bali dengan berbasis energi hijau. Beroperasinya dua PLTS ini akan menambah kapasitas pembangkit EBT eksisting nasional sebesar 0,6 persen. Sekaligus juga menambah kapasitas terpasang PLTS eksisting nasional sebesar 61,7 persen," tutur Darmawan.
Selain meningkatkan bauran EBT, lanjut Darmawan, pengoperasian kedua PLTS ini juga akan mampu menambah keandalan dan kualitas sistem kelistrikan di Bali. Saat ini, daya mampu kelistrikan di Bali sebesar 1.322 MW.
Perkiraan beban puncak pemakaian listrik saat penyelenggaraan KTT G20 mendatang akan mencapai 970 MW. Dengan demikian, masih tersisa cadangan sebesar 341,1 MW atau 25,9 persen.
"Menghadapi KTT G20, memang demand-nya bertambah. Kalau sekarang beban puncaknya 770 MW, saat KTT G20 akan naik menjadi 970 MW. Kami berharap kehadiran dua pembangkit ini makin memperkuat pasokan listrik Bali," tegas Darmawan. (TSA)