PLTGU Jawa-1 Kaji Penambahan Kapasitas, Begini Rencana Besarnya
Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap atau PLTGU Jawa-1 tengah mempertimbangkan rencana penambahan kapasitas pembangkit.
IDXChannel - Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap atau PLTGU Jawa-1 tengah mempertimbangkan rencana penambahan kapasitas pembangkit. Sejak resmi beroperasi penuh pada 29 Maret 2024, PLTGU terbesar di ASEAN tersebut memiliki dua pembangkit dengan kapasitas 2 x 880 megawatt (MW).
PLTGU Jawa-1 dikelola oleh PT Jawa Satu Power (JSP) yang dimiliki oleh konsorsium antara Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) dengan kepemilikan 40 persen, Marubeni 40 persen, dan Sojitz 20 persen.
General Manager PLTGU Jawa-1, Rudy Smith mengatakan, rencana ini bergantung kepada PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) (PLN) dan pemerintah.
"Kami juga sedang mempertimbangkan tentunya nanti tergantung kepada PLN dan pemerintah. Apakah memungkinkan apabila Jawa Satu Power menambah kapasitas. Kapasitas yang sekarang adalah 2 x 880 MW, jadi total kapasitas kita saat ini adalah 1.760 MW," kata Rudy ketika ditemui di PLTGU Jawa-1, Karawang, Minggu (21/9).
Rudy menuturkan, kapasitas 1.760 MW itu merupakan kewajiban untuk suplai ke PLN selama masa 25 tahun.
"Seandainya nanti ada penambahan kapasitas, tentunya total MW-nya akan lebih tinggi daripada 1.760 MW," tuturnya.
Namun demikian, Rudy mengaku, telah melakukan diskusi intensif dengan PLN dan Kementerian ESDM untuk mengkaji kemungkinan ekspansi tersebut. Sebab diakuinya, belum bisa menghitung perkiraan kapasitas produksi yang bisa ditambahkan.
"Kami saat ini belum bisa menghitung kira-kira berapa kapasitas yang bisa kami tambahkan. Karena kita ingin lihat apakah ada excess capacity, apakah peralatan yang kami punya sekarang itu masih mempunyai excess capacity, sehingga kami bisa menambah kapasitas bakar. Jadi itu masih dalam kajian kami saat ini," ujar Rudy.
Lebih lanjut katanya, PLTGU Jawa-1 memiliki peran strategis karena lokasinya terletak di pusat beban jaringan listrik Jawa-Bali.
"Hal ini mampu mengurangi potensi rugi hilang listrik pada saluran transmisi dalam proses pengiriman listrik untuk wilayah industri dan masyarakat karena dapat dengan cepat memberikan pasokan listrik secara efisien ke grid jaringan yang berlokasi di Cibatu Baru, Bekasi," ujar Rudy.
Apalagi menurutnya, PLTGU Jawa-1 merupakan pembangkit bertenaga gas paling canggih saat ini di dunia. Ini karena menggunakan teknologi single-shaft combined cycle gas turbine (CCGT) generasi baru yang membantu PPLTGU Jawa-1 beroperasi lebih efisien dan mengemat biaya produksi listrik.
Kemudian dari sisi operasional, pembangkit ini juga memiliki teknologi black start capability yang memungkinkan untuk melakukan self start up, sehingga masa tunggu untuk proses sinkronisasi pada saat pemulihan apabila terjadi pemadaman listrik akan lebih cepat.
Bahan bakar LNG juga menjadikan emisi gas rumah kaca yang dihasilkan PLTGU Jawa-1 lebih rendah. Hal ini sejalan dengan upaya penurunan emisi karbon dari sektor ketenagalistrikan. PLTGU Jawa-1 diproyeksikan akan menekan emisi karbon sebesar 3,3 juta ton setara CO2 per tahun.
Ditambah lagi, pembangkit ini menggunakan teknologi closed loop cooling tower system yang meningkatkan keandalan dalam mengurangi volume penggunaan air laut dalam hal mendukung operasional pembangkit.
"PLTGU Jawa-1 menjadi salah satu milestone penting yang tercipta atas sinergi BUMN, yaitu Pertamina dan PLN, serta dengan mitra internasional, yang memiliki komitmen tinggi untuk bersama-sama mewujudkan transisi menuju energi bersih di Indonesia," tutur Rudy.
(Fiki Ariyanti)