PM Jepang Siap Gelontorkan Stimulus Ekonomi Senilai USD135 Miliar, Terbesar sejak Pandemi
Pemerintah Jepang dalam tahap akhir penyusunan paket stimulus senilai 21,3 triliun yen (USD135,38 miliar) untuk membantu rumah tangga mengatasi inflasi.
IDXChannel - Pemerintah Jepang dalam tahap akhir penyusunan paket stimulus senilai 21,3 triliun yen (USD135,38 miliar) untuk membantu rumah tangga mengatasi inflasi yang terus berlanjut. Paket stimulus ini akan menjadi yang terbesar sejak pandemi COVID.
Paket ini, yang akan jauh melampaui 13,9 triliun yen tahun sebelumnya, mencerminkan sikap kebijakan fiskal dan moneter ekspansif Perdana Menteri (PM) Jepang Sanae Takaichi.
Meski beitu, paket stimulus itu muncul di tengah kekhawatiran pasar yang semakin meningkat tentang skala pinjaman yang dibutuhkan untuk mendanai rencana tersebut.
Adapun paket ini akan mencakup pengeluaran umum sebesar 17,7 triliun yen dan pemotongan pajak sebesar 2,7 triliun yen, menurut draf yang dilihat oleh Reuters, Rabu (19/11/2025).
Paket ini akan didanai oleh peningkatan pendapatan pajak secara keseluruhan, serta tambahan obligasi pemerintah, meskipun besarnya penerbitan obligasi masih harus difinalisasi.
Termasuk dana sektor swasta yang akan mendapatkan dorongan dari rencana belanja pemerintah, total ukuran paket akan mencapai 42,8 triliun yen, menurut rancangan tersebut.
Paket tersebut akan mengalokasikan 11,7 triliun yen dana publik untuk langkah-langkah pengendalian kenaikan harga dan peningkatan konsumsi. Tambahan 7,2 triliun yen akan dialokasikan untuk manajemen krisis dan sektor-sektor yang dianggap krusial bagi ketahanan ekonomi.
Media Jepang melaporkan bahwa pemerintah akan memberikan 20.000 yen per anak kepada setiap keluarga di samping tunjangan anak yang sudah ada, menawarkan keringanan pajak penghasilan, dan mengurangi tarif pajak bensin sebagai bagian dari paket tersebut.
Siaran publik NHK pertama kali melaporkan besarnya paket stimulus tersebut.
Kabinet berencana untuk menyetujui paket tersebut pada Jumat (21/11/2025) dan anggaran tambahan untuk mendanainya paling cepat pada 28 November, dengan target mendapatkan persetujuan parlemen pada akhir tahun.
Meski begitu, kantor perdana menteri belum dapat dihubungi untuk memberikan komentar terkait hal tersebut.
Sebelumnya, Takaichi telah berjanji untuk membuat paket belanja yang besar guna meringankan beban rumah tangga akibat kenaikan biaya hidup dan meningkatkan investasi sejak menjabat bulan lalu.
Pemerintahannya juga berjanji untuk mendorong investasi di berbagai industri seperti kecerdasan buatan, chip semikonduktor, dan pembuatan kapal.
Ekspektasi pasar bahwa Takaichi akan mengejar pengeluaran besar yang didukung oleh suku bunga rendah telah memicu aksi jual yen dan obligasi pemerintah Jepang.
(Febrina Ratna Iskana)