ECONOMICS

PMI China Naik Tipis di Juni 2025, Sektor Manufaktur Masih Kontraksi

Ibnu Hariyanto 30/06/2025 15:20 WIB

Aktivitas manufaktur di China naik tipis ke angka 49,7 pada Juni 2025.

Aktivitas manufaktur di China naik tipis ke angka 49,7 pada Juni 2025. Meski demikian, angka itu masih berada di zona kontraksi. (foto: iNews Media)

IDXChannel – Aktivitas manufaktur di China naik tipis ke angka 49,7 pada Juni 2025. Meski demikian, angka itu masih berada di zona kontraksi untuk bulan ketiga berturut-turut. 

Dilansir Channel News Asia, Senin (30/6/2025), Biro Statistik Nasional (NBS) melaporkan indeks manajer pembelian (PMI) manufaktur tercatat di angka 49,7, naik dari 49,5 pada Mei. Angka ini sedikit di atas estimasi konsensus sebesar 49,6, namun tetap di bawah level 50, yang menandakan kontraksi aktivitas.

Data ini mencerminkan pemulihan yang rapuh di tengah meredanya ketegangan dagang dengan Amerika Serikat.

Statistikus senior NBS, Zhao Qinghe, menyebut kenaikan ini sebagai sinyal permintaan pasar mulai pulih dan produksi menunjukkan perbaikan. Meski demikian, tantangan struktural dan eksternal masih membayangi kinerja sektor industri terbesar di dunia itu.

Selain itu, Ekonom Capital Economics, Zichun Huang juga menambahkan peningkatan PMI menunjukkan pemulihan bertahap, terutama karena rebound di sektor manufaktur berat dan konstruksi. Namun, dia menyoroti risiko jangka menengah dari melemahnya ekspor dan meredanya dukungan fiskal.

Kondisi ekonomi domestik China masih dibebani oleh krisis properti yang belum selesai, tingginya pengangguran kaum muda, serta lemahnya konsumsi rumah tangga. Hal ini mempersempit ruang pertumbuhan sektor industri meski stimulus telah diberikan sejak awal tahun.

Di sisi eksternal, tarif impor dari pemerintahan Presiden AS Donald Trump tetap menjadi hambatan besar. Namun, gencatan senjata dagang yang tercapai pada Mei lalu—serta pernyataan Trump bahwa hubungan dagang “berjalan baik”—memberi sedikit ruang untuk stabilisasi ekspor.

Dengan PMI yang masih berada di bawah ambang ekspansi, pelaku pasar akan terus mencermati arah kebijakan domestik dan tensi geopolitik sebagai penentu pemulihan industri China di semester kedua 2025.

>

(Ibnu Hariyanto)

SHARE