PMI Manufaktur Global Membaik, Cuma China yang Tembus Zona Ekspansif
Indikator Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur sebagian besar negara mengalami perbaikan. Meskipun, belum masuk ke zona ekspansif.
IDXChannel - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan, indikator Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur sebagian besar negara mengalami perbaikan. Meskipun, belum masuk ke zona ekspansif.
"Sebagian besar mulai terjadi perbaikan meski belum masuk ke zona ekspansif. Artinya, PMI manufaktur mereka membaik, namun masih di bawah 50," katanya dalam konferensi pers APBN KiTa, Jakarta, Selasa (14/3/2023).
Sri Mulyani mengungkapkan, hanya ada satu negara yang angka PMI manufakturnya menembus zona ekspansif yakni China di level 51,6.
Artinya, kata dia, negara-negara maju seperti Amerika Serikat (AS) di 47,3. Angka ini menunjukkan landai tapi trennya naik.
"Eropa justru melemah dan secara global di 50. Ini menggambarkan kegiatan manufaktur global sudah mulai membaik terjadi perbaikan," jelas dia.
Lebih lanjut Sri Mulyani menerangkan, kegiatan manufaktur global membaik juga karena salah satunya disumbangkan China yang mencatat perbaikan signifikan.
Semenatara di kawasan Asia, kata dia, Indonesia masih di zona ekspansif stabil 51,2. Bahkan, beberapa negara yang menjadi perhatian seperti Vietnam yang PMI-nya sempat mengalami kondisi kontraksi, sekarang juga mulai membaik hingga menembus angka 51.
India selama ini juga tumbuh cukup tinggi juga masih menunjukkan stabilitas pertumbuhan industri manufaktur. Kemudian Malaysia, meski masih di zona kontraksi 48,4, tapi secara trennya terus membaik.
"Jadi, Indonesia posisinya cukup baik, stabil, ekspansi. Negara-negara lain yang selama ini dalam zona kontraktif PMI-nya, sekarang beranjak membaik bahkan ada yang tembus zona ekspansif. Ini tanda-tanda cukup positif," pungkasnya.
(YNA)