Potong Jalur Birokrasi, Risma Salurkan Bansos Hanya dalam Waktu Satu Jam di Sulsel
Mensos Risma memotong jalur birokrasi dengan menghadirkan berbagai pihak dalam satu tempat.
IDXChannel - Dalam rangka percepatan salur bantuan sosial (bansos) Program Keluarga Harapan (PKH) di wilayah Sulawesi Selatan. Menteri Sosial (Mensos) RI Tri Rismaharini saat memimpin acara pemadanan data bantuan sosial di Takalar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Kamis, (07/10/2021) memotong jalur birokrasi dengan menghadirkan berbagai pihak seperti; perwakilan bank Himbara, kepala dinas sosial propinsi dan kabupaten, pendamping dan korda dalam satu tempat.
Turut hadir Anggota Komisi VIII DPR-RI Samsu Niang yang mengatakan atas arahan langsung oleh Mensos, Keluarga Penerima Manfaat (KPM) disiapkan mobil dan kemudian dijemput. Setelah itu KPM dihadirkan dalam pertemuan itu dan dalam hitungan satu jam, KPM yang hadir langsung mendapatkan bansos pemerintah.
“Bayangkan dalam satu jam penerima manfaat ini (bisa) didatangkan langsung. Ini (bansos) kita akan serahkan langsung. Rumahnya jauh (namun bisa) dikomunikasikan (kepada pihak yang) menjemput mereka,”papar Samsu demikian dikutip pada laman resmi Kemensos, Jumat,(08/10/2021).
Sehingga dengan pertemuan ini, semua pihak dapat langsung melakukan gelar data dan klarifikasi dalam satu forum dan berhasil memangkas jalur birokrasi yang kerap kali membuat jalur komunikasi bertambah panjang.
“Data yang belum salur itulah yang tadi kita selesaikan. (Di antara masalahnya adalah ada KPM) yang belum terdistribusi kartunya dan (bantuan) belum salur. Jumlahnya cukup besar,”jelas Mensos demikian dikutip pada laman resmi Kemensos, Jumat,(08/10/2021).
Pada pertemuan tersebut Mensos Risma menemukan masih banyaknya data bansos yang belum tersalur yakni di Kabupaten Maros sebanyak 578 KPM ditahap 1 yang belum tersalur. Belum lagi ada 18.225 penambahan di tahap 2.
Sedangkan Kabupaten Gowa, lanjut Risma, terdapat 2400 KPM yang belum mendapatkan bansos. Untuk itu, pihaknya meminta agar penyalurannya dilakukan secara tunai atau sekaligus.
"Ini jumlahnya besar kalo dibanding daerah lain. Sayang kalau gak terealisasi padahal orang itu butuh,”ujarnya.
Selain itu, berbagai kasus lainnya seperti lokasi KPM yang jauh, dan KPM lansia menyebabkan realisasi penyaluran rendah. Oleh karena itu, ia meminta bantuan yang seharusnya cair pada Juli dan September, seluruhnya dibayarkan cash pada bulan Oktober ini.
“Ada kasus lokasi jauh, contoh di Luwu itu salurnya rendah sekali. Saya sampaikan tidak mungkin hanya mengambil kartu sudah tua gak ada fasilitas. Kita minta bank memberikan bantuan dalam bentuk tunai,”jelasnya. (TIA)