Prabowo Janji Gelontor Bansos hingga Lanjutkan Program Mekaar demi Tekan Kemiskinan
Presiden Terpilih, Prabowo Subianto berjanji akan melanjutkan penyaluran bantuan sosial (bansos), aneka kredit usaha, dan program pembiayaan Mekaar.
IDXChannel - Presiden Terpilih, Prabowo Subianto berjanji akan meneruskan kebijakan penyaluran bantuan sosial (bansos), aneka kredit usaha, dan program pembiayaan Mekaar demi menekan angka kemiskinan ekstrem sampai 0 persen.
Menurut Prabowo, pemberantasan kemiskinan bakal menjadi prioritas pemerintahannya bersama Wakil Presiden Terpilih, Gibran Rakabuming Raka
“Upaya pemberantasan kemiskinan ekstrem menuju 0 persen perlu dilakukan sesegera mungkin dalam dua tahun pemerintahan. Sementara itu, untuk kemiskinan relatif ditargetkan pada 5 persen di akhir 2029,” kata Prabowo, ditulis Selasa (8/10).
Tekad Prabowo menihilkan angka kemiskinan ekstrem itu termuat di halaman 179 buku Gagasan Strategis Prabowo Subianto: Strategi Transformasi Bangsa Menuju Indonesia Emas 2045-Indonesia Menjadi Negara Maju dan Makmur.
Buku berisikan Visi Bersama Indonesia Maju Menuju Indonesia Emas 2045 terdiri dari 8 Misi Asta Cita, 17 Program Prioritas, dan 8 Program Hasil Terbaik Cepat.
Menurut Prabowo, kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengucurkan aneka bansos dan kredit usaha berhasil menekan angka kemiskinan.
“Pertama kali dalam sejarah berdirinya bangsa Indonesia, di era Presiden Joko Widodo kita berhasil mencapai angka kemiskinan satu digit atau di bawah 10 persen populasi Indonesia,” tulis Prabowo.
Angka kemiskinan ekstrem semasa pemerintahan Presiden Jokowi memang turun tajam. Dari sebelumnya 6,1 persen menjadi 0,8 persen pada 2024.
Beberapa kebijakan Presiden Jokowi yang bakal diteruskan Prabowo antara lain Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar, Kartu Sembako, Kartu Prakerja, program Mekaar dari PT Permodalan Nasional Madani (PNM), dan Program Keluarga Harapan (PKH).
Beri Kredit Usaha Start Up hingga Milenial
Prabowo juga akan menyiapkan kredit usaha untuk pertanian, peternakan, perikanan, kredit usaha perkebunan, nelayan, masyarakat pesisir, UMKM, kredit usaha start up, dan kredit milenial.
“Sebelum 2029, angka kemiskinan harus bisa turun di bawah 7 persen dan kita harus mencapai status pembangunan manusia sangat tinggi yakni IPM (Indeks Pembangunan Manusia) di atas 80,” kata Prabowo.
Lanjutkan Program Mekaar
Secara spesifik, Prabowo berjanji melanjutkan program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) yang dijalankan oleh PT Permodalan Nasional Madani (PNM), BUMN pembiayaan ultra mikro. Program tersebut mulai efektif berjalan pada 2016.
PNM Mekaar yang sudah berjalan selama delapan tahun menjadi salah satu andalan pemerintahan saat ini. Semasa pemerintahan Jokowi juga terbentuk holding ultramikro yang terdiri dari tiga perusahaan, yakni Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebagai induk, PNM, dan PT Pegadaian.
Menurut Jokowi, terjadi loncatan besar dalam penyaluran modal dan jumlah nasabah selama delapan tahun perjalanan PNM Mekaar. Sampai akhir 2016, jumlah nasabah aktif Mekaar baru sebanyak 443 ribu orang dengan pembiayaan senilai Rp800 miliar.
“Perputaran dari yang dulu Rp800 miliar, dalam delapan tahun sudah melompat menjadi Rp244 triiliun. Dan, ini yang baik, kita memberikan kail bukan memberikan bantuan. Tidak! Ini kail yang disiapkan dengan sistem gandeng renteng,” kata Jokowi pada Januari 2024 di Bandung seperti dilansir kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Dalam keterangannya di hadapan wartawan itu, Jokowi sempat membandingkan pencapaian PNM Mekaar dengan pelopor pembiayaan ultra mikro di dunia, yakni Grameen Bank di Bangladesh.
“Kalau di dunia ada Grameen Bank yang nasabahnya dulu 6,5 juta dan Muhammad Yunus bisa mendapatkan Nobel, di sini kita sudah 15,2 juta nasabah. Saya kira kita bisa dapat Nobel kalau diajukan (dengan) nasabah 15,2 juta nasabah dan (mengucurkan dana) Rp244 triliun,” kata Jokowi.
Muhammad Yunus adalah ekonom Bangladesh yang membentuk Grameen Bank. Dia menerima Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 2006 karena memelopori konsep kredit ultramikro dan keuangan mikro.
Sementara itu, Dirut PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), Sunarso, program PNM Mekar memang persis dengan peran yang dijalankan oleh Grameen Bank di mana mayoritas kredit dikucurkan kepada wanita produktif.
Bahkan atas kontribusi anak usahanya itu, menurut Sunarso, versi Data Statistik Perbankan Indonesia Otoritas Jasa Keuangan (OJK)—PNM layak dinobatkan sebagai group lending ultra mikro terbesar di dunia.
“Saya share ini karena PNM bagian dari holding ultra mikro pantas mengklaim dirinya sebagai group lending terbesar di dunia," kata Sunarso dalam paparan kinerja BRI pada Rabu 30 Januari 2024.
Menurut Staf Khusus (Stafsus) Presiden Bidang Ekonomi, Arif Budimanta, Mekaar berperan penting menekan angka kemiskinan ekstrem nasional yang tergambar dengan terjadinya peningkatan kesejahteraan dari para nasabah.
Stafsus Presiden Jokowi itu pada akhir September 2024, ditemani Dirut PNM Arief Mulyadi, bertemu langsung dengan para perempuan nasabah dan para AO PNM Mekaar di Desa Telemung, Kabupaten Banyuwangi.
Dalam kesempatan yang sama, Arief Mulyadi menuturkan, program Mekaar memang menyasar para pelaku usaha subsisten termasuk para Ibu yang baru mau menjalankan usaha. Data yang digunakan untuk menyasar para nasabah Mekaar adalah data kemiskinan yang dirilis pemerintah.
PNM menjadi salah satu dari tiga Pilar Program Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) dalam urusan meningkatkan pendapatan masyarakat.
“Kami bergerak dari data kemiskinan. Kami akan masuk satu daerah, akan intensif di situ, ke daerah-daerah kemiskinan," kata Arief Mulyadi di Banyuwangi.
Selain meningkatkan kesejahteraan, Arif Budimanta juga menyebut program Mekaar memiliki efek ganda yakni penyediaan lapangan pekerjaan baru di daerah tidak hanya di perkotaan.
Di tempat terpisah, Deputi Bidang Usaha Mikro Menteri Koperasi Usaha Kecil Menengah (MenkopUKM), Yulius, memandang Mekaar berhasil memenuhi tujuannya dalam pemberdayaan usaha mikro, peningkatan kapasitas usaha, dan perluasan akses permodalan di berbagai wilayah Indonesia.
Namun, pada masa mendatang, program Mekaar harus beradaptasi dengan perubahan kebutuhan pasar, meningkatkan efisiensi layanan digital, dan memperluas jangkauan ke segmen yang belum terlayani dengan optimal.
“Khususnya perlu dikaji ulang terkait dengan suku bunga pinjaman yang tinggi. apakah itu akan memberatkan nasabah dan membebani biaya operasional, atau tidak,” katanya ketika dimintai komentar oleh wartawan.
Yulius menegaskan bahwa dukungan kebijakan dan komitmen pemerintah yang kuat adalah kunci keberlanjutan dan keberhasilan Mekaar dalam jangka panjang.
“Program ini diproyeksikan tetap menjadi bagian penting dari strategi memberantas kemiskinan, mendorong pemerataan ekonomi, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama bagi pelaku usaha mikro dan kecil,” kata Yulius.
(Fiki Ariyanti)