ECONOMICS

Produksi Minyak Dipangkas, Ekonomi Arab Saudi Terancam Kontraksi

Wahyu Dwi Anggoro 08/09/2023 17:19 WIB

Arab Saudi menghadapi risiko kontraksi ekonomi di 2023.

Produksi Minyak Dipangkas, Ekonomi Arab Saudi Terancam Kontraksi. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Arab Saudi menghadapi risiko kontraksi ekonomi di 2023 menyusul keputusannya untuk memperpanjang pemangkasan produksi minyak mentah.

Dilansir dari Reuters pada Jumat (8/9/2023), hal ini menunjukkan masih besarnya ketergantungan negara tersebut pada minyak menyah karena diversifikasi ekonomi berjalan lambat.

Riyadh baru-baru ini mengumumkan pihaknya akan memperpanjang pengurangan produksi minyak secara sukarela sebesar satu juta barel per hari hingga akhir 2023. Pengumuman tersebut membuat harga minyak menembus USD90 untuk pertama kalinya tahun ini.

Meski demikian, harga minyak saat ini masih berada di bawah harga rata-rata tahun lalu. Sesaat setelah invasi Rusia ke Ukraina, harganya menembus USD100 per barel.

Penurunan pendapatan dari minyak mentah tahun ini dapat menyebabkan ekonomi Arab Saudi menyusut untuk pertama kalinya sejak 2020 ketika puncak pandemi COVID-19. Meski demikian, dividen yang besar dari produsen minyak negara, Saudi Aramco, memberikan bantalan bagi keuangan publik.

"Ini penurunan produksi terbesar dalam hampir 15 tahun bagi pemimpin de facto OPEC," kata analis Justin Alexander di Khalij Economics.

Monica Malik, kepala ekonom di Abu Dhabi Commercial Bank, kini melihat produk domestik bruto (PDB) Saudi mengalami kontraksi 0,5% tahun ini. Bulan lalu, pihaknya masih memproyeksikan pertumbuhan sebesar 0,2 %.

Tahun lalu perekonomian Saudi tumbuh 8,7% dan menghasilkan surplus fiskal sebesar 2,5% PDB, surplus pertama dalam sembilan tahun karena harga minyak melonjak mendekati USD124. Tahun ini, pemerintah memperkirakan surplus sebesar 0,4% PDB, namun beberapa ekonom mengatakan perkiraan tersebut mungkin terlalu tinggi. (WHY)

SHARE