Produksi Padi Diperkirakan Menurun hingga 5 Persen Akibat El Nino
Produktivitas petani diperkirakan bakal menurun seiring diprediksinya El Nino dan beberapa wilayah yang memasuki musim kemarau.
IDXChannel - Produktivitas petani diperkirakan bakal menurun seiring diprediksinya El Nino dan beberapa wilayah yang memasuki musim kemarau.
"Tahun ini kita berhadapan dengan el nino. Kita harus berhati hati dengan ancaman el nino ini. Beberapa pengamat memprediksi musim kering berkepanjangan sudah dimulai, tapi ada yang bilang juga dimulainya itu akhir Agustus. Makanya kalau sekarang dibeberapa wilayah kering, karena sudah kemarau," ujar Pengamat Pangan IPB sekaligus anggota Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI) Dwi Andreas Santosa saat berdialog di IDX Channel, Kamis (22/6/2023).
Dwi memproyeksikan produksi padi akan menurun hingga 5% tahun ini. Begitu juga dengan jenis biji-bijian lainnya seperti jagung untuk pakan ternak. Sehingga, jika beberapa bulan ke depan harga beras, daging ayam, serta telur merangkak naik, itu karena kondisi tanah petani yang kurang mendukung.
"Kondisi el nino ini perlu kita perhatikan bersama. Karena saya pastikan produksi padi akan menurun sekitar 5%. Tapi saya berharap semoga tidak lebih dari 5%. Dan kalau kita berupaya terus barangkali bisa kurang dari 5%. Dan juga tentu produksi biji-bijian lainnya juga ada yang kemungkinan menurun," bebernya.
Dwi menerangkan pada cuaca kemarau ini, harga jagung juga ikut terkerek lantaran dalam kondisi kemarau akan ada perebutan lahan antara tanaman padi dengan jagung. Jika kondisi air tanah kurang mencukupi untuk padi maka petani akan mengalihkan ke tanaman jagung.
Kata Dwi, jagung dipilih petani karena harga dipasaran saat ini relatif tinggi. Adapun sekarang harganya sudah tembus Rp6.000 per kilogram.
"Biasalah jagung dengan padi ini kan perebutan lahan. Ketika lahan untuk padi karena kondisi airnya kurang tidak bisa digunakan untuk padi kemudian mereka akan beralih ke tanaman palawija (jagung)," jelasnya. (NIA)