Produsen Nikel Filipina Siapkan Rp30 Triliun untuk Bangun Pabrik Pengolahan
Dua produsen nikel terbesar di Filipina menyiapkan secara total USD2 miliar atau sekitar Rp30 triliun untuk membangun pabrik pengolahan.
IDXChannel - Dua produsen nikel terbesar di Filipina menyiapkan secara total USD2 miliar atau sekitar Rp30 triliun untuk membangun pabrik pengolahan.
Dilansir dari Bloomberg pada Kamis (21/9/2023), Nickel Asia Corp berencana untuk membangun pabrik pelindian asam bertekanan tinggi (HPAL) ketiga di dekat situs tambang di Semenanjung Pujada. Perusahaan tersebut sedang dalam tahap negosiasi akhir untuk mendapatkan hak operasi situs tambang itu.
"Jika kami berhasil mendapatkan hak operasi, maka situs tambang itu dapat mengakomodasi satu pabrik HPAL," kata CEO Nickel Asian Corp Martin Antonio Zamora mengatakan dalam sebuah wawancara di sela-sela konferensi pertambangan di Manila.
Zamora menambahkan bahwa pembangunan pabrik HPAL baru dengan kapasitas 30.000 metrik ton dapat menelan biaya sekitar USD1 miliar atau lebih, tergantung pada teknologi yang digunakan.
Sementara itu, Global Ferronickel Holdings Inc sedang dalam pembicaraan dengan sebuah perusahaan China untuk pembangunan fasilitas HPAL pertamanya dengan kapasitas sekitar 40.000 metrik ton yang akan dibangun di dekat tambangnya di Provinsi Surigao selatan.
Hal ini diungkap Presiden Global Ferronickel holdings Inc Dante Bravo dalam wawancara terpisah. Dia menambahkan bahwa proyek tersebut akan membutuhkan investasi setidaknya USD1 miliar.
"Kami yakin waktunya tepat karena semua isu seperti teknologi pemrosesan telah diselesaikan," katanya.
Filipina adalah pemasok nikel terbesar kedua di dunia telah mendorong para penambang untuk berinvestasi di fasilitas pengolahan daripada hanya mengirimkan bijih mentah. Negara ini sedang mempertimbangkan untuk mengikuti jejak Indonesia dalam hal membatasi ekspor bijih nikel untuk mengerek investasi pabrik pengolahan. (WHY)