ECONOMICS

Profil Huayou, Perusahaan China yang Gantikan LG Kembangkan Baterai Kendaraan Listrik

Rahmat Fiansyah 24/04/2025 14:08 WIB

LG Energi Solution (LGES) resmi mundur dalam proyek pengembangan ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di Indonesia.

LG Energi Solution (LGES) resmi mundur dalam proyek pengembangan ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di Indonesia. (Foto: Dok. Huayou)

IDXChannel - LG Energi Solution (LGES) resmi mundur dalam proyek pengembangan ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di Indonesia. Perusahaan konglomerasi asal Korea Selatan itu sebelumnya menjadi lead investor dalam mega proyek senilai USD9,8 miliar itu.

Keputusan LG mundur memantik kontroversi. Pemerintah Indonesia menyebut LG tidak serius dalam mengerjakan proyek tersebut. Oleh karenanya, LG didepak karena progres pengerjaan proyek sangat lamban.

Alhasil, perusahaan raksasa asal China, Zhejiang Huayou Cobalt Co. Ltd ditunjuk menggantikan LG memimpin konsorsium mega proyek yang diberi nama "Grand Package" itu.

Pertanyaan muncul, siapakah Huayou? Berikut profil Huayou yang dirangkum IDXChannel dari berbagai sumber pada Kamis (24/4/2025).

Dalam situs resminya, Huayou menyebut perusahaan didirikan pada 1994 di Zhejiang, China. Huayou fokus mengembangkan teknologi bahan baku baterai kendaraan listrik dari nikel dan kobalt. Saat ini, Huayou menjadi pemain penting dalam rantai pasok industri EV global karena memiliki lini bisnis terintegrasi dari hulu (tambang) hingga hilir (produksi bahan baku baterai).

Pada 2015, Huayou memutuskan go public di Bursa Efek Shanghai. Saat ini, nilai kapitalisasi pasarnya mencapai USD57,55 miliar atau setara Rp967 triliun.

Perusahaan tersebut dikendalikan oleh Zhejiang Huayou Holding Group Co., Ltd dengan porsi saham 17,8 persen. Pendiri & Chairman Huayou, Chen Xuehua juga tercatat memiliki saham Huayou secara langsung sebesar 4,9 persen.

Huayou sebenarnya bukan nama baru di Tanah Air. Huayou mulai masuk Indonesia pada 2018 dengan investasi perdana berupa pembangunan pabrik pengolahan nikel di Kawasan Industri Weda Bay (IWIP), Maluku Utara. Bersama Tsinghan dan Zhenshi, Huayou membangun Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF), menghasilkan nikel matte dengan kapasitas produksi 90 ribu ton per tahun.

Selain itu, Huayou membangun High Pressure Acid Leach (HPAL) di Kawasan Industri Morowali, Sulawesi Tengah. Di sini, Huayou mengekstrak bijih nikel laterit menjadi nikel dan kobalt yang digunakan untuk memproduksi baterai kendaraan listrik.

Saat ini, Huayou juga tengah fokus pada proyek besar. Huayou sibuk mengembangan kompleks pengolahan nikel di Pomalaa, Sulawesi Tenggara bersama PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan Ford Motor Co. 

Nilai investasi proyek tersebut mencapai USD4,5 miliar. Huayou memperkirakan pabrik itu dapat beroperasi pada 2026.

Berbagai proyek yang dikerjakan Huayou di Indonesia melibatkan banyak tenaga kerja. Perusahaan pun mengklaim jumlah tenaga kerjanya di Indonesia mencapai 17 ribu orang, termasuk yang ada di kantor pusat Jakarta.

Terkait mundurnya LG, Huayou tercatat sebagai salah satu anggota konsorsium mega proyek "Grand Package". Proyek dengan nilai investasi jumbo tersebut menggabingkan dua konsorsium besar, yakni konsorsium LG dan konsorsium BUMN IBC. Selain LGES dan Huayou, gabungan konsorsium ini melibatkan LG Chem, Hyundai, LG International, Posco, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), dan IBC.

Pemerintah Indonesia akhirnya menunjuk Huayou sebagai pemimpin konsorsium pasca mundurnya LG. Konsorsium ini akan mengembangkan ekosistem EV mulai dari penambangan nikel, pembangunan smelter, fasilitas komponen inti baterai, hingga sel baterai.

Langkah awal dari proyek besar ini sebetulnya sudah dimulai dengan beroperasinya pabrik baterai listrik di Karawang, Jawa Barat. Proyek ini dijalankan HLI Green Power, perusahaan patungan (joint venture) antara LG dan Hyundai. IBC yang tertarik masuk dalam perusahaan patungan itu hingga kini masih terganjal prosedur.

LG kemungkinan akan tetap terlibat dalam pabrik baterai sel dengan Hyundai. Pasalnya, pabrik tersebut sudah menyuplai baterai kendaraan listrik ke Hyundai dan Kia. Sementara itu, untuk proyek lain dalam "Grand Package" dipastikan tidak akan melibatkan LG.

(Rahmat Fiansyah)

SHARE