ECONOMICS

PTM Berlanjut Meski Omicron Naik, Wagub DKI: Kami Perhatikan Kualitas Pendidikan

Komaruddin Bagja 28/01/2022 21:53 WIB

Pembelajaran tatap muka 100 persen di Jakarta masih berlanjut. (foto: MNC Media)

Pembelajaran tatap muka 100 persen di Jakarta masih berlanjut. (foto: MNC Media)

IDXChannel- Kasus Covid-19 di Jakarta terus mengalami kenaikan. Varian Omicron diduga menjadi penyebab meningkatnya kasus aktif. 

Sementara, Pembelajaran Tatap Muka (PTM) tetap berjalan 100% dengan berbagai asesmen yang telah diberikan.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria (Ariza) mengatakan, alasan tetap berjalannya PTM karena Pemprov DKI sudah mengikuti aturan yang ditetapkan oleh pemerintah pusat.


"Karena sudah sesuai dengan syaratnya dari Kemendikbud ristek ada syarat itu ada di PPKM Level 1 atau 2, Jakarta Level 2. Vaksinnya bagi Tendik harus dia atas 80 persen, di DKI di peserta didik 98 persen, tenaga pendidik 90 persen jadi memenuhi syarat. Lansianya disarankan 50 persen, Jakarta lebih dari 71 persen yang divaksin," kata Wagub Ariza, Jumat (28/1/2022).


Menurutnya, langkah Pemprov DKI yang tetap menyelenggarakan PTM 100% karena mempertimbangkan kualitas pendidikan.

"Jadi sekali lagi kita memberlakukan tidak bermaksud mengabaikan peningkatan covid atau omicron tapi kita harus memerhatikan kualitas pendidikan anak-anak kita, selama dua tahun ini anak anak kita sekolah daring, ini hasinya tidak maksimal, tidak semua anak bisa belajar sendiri dia harus berinteraksi dengan guru," tambahnya.

"Begitu juga orang tua tidak bisa mengajarkan ilmunya waktunya di rumah jadi butuh orang orang profesional di sekolah, kami berterima kasih kepada orang tua yang telah meluangkan waktunya utuk mendidik anak anak Kita," sambungnya.

Politisi Partai Gerindra itu  menuturkan, selama ini orang tua siswa juga mengizinkan anaknya kembali belajar di sekolah.

"Setelah kita survei anak-anak mau sekolah, orang tua juga mau sekolah, padahal aturan diperbolehkan bagi anak anak dan orang tua yang ingin anaknya tidak PTM diperbolehkan secara online, jadi semua ini sukarelawan, tidak ada pemaksaan dari pempus atau DKI.  Jadi terima kasih bagi semua yang merekomendasikan untuk ditutup atau dikurangi tapi DKI mengikuti kebijakan yang ada dari pempus dari Kemendikbud," tutup Ariza. (TIA)

SHARE