PUPR Sebut Bandara New Yogyakarta Internasional Airport (NYIA) Terancam Abrasi
Untuk mengantisipasi adanya abrasi tersebut diperlukan membangun tiga groin atau bangunan struktur pelindung pantai.
IDXChannel - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengungkapkan bahwa Bandara New Yogyakarta Internasional Airport (NYIA) kini tengah terancam abrasi atau pengikisan pantai yang diakibatkan oleh tenaga gelombang laut Selatan Jawa.
Adapun nantinya jika abrasi tersebut terjadi tanpa ditangani lebih lanjut akan mengakibatkan genangan yang mengganggu jalannya kegiatan penerbangan di Bandara YIA.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Sungai dan Pantai 2 Satuan Kerja Pelaksanaan Jaringan Sumber Air BBWS Serayu Opak Sony Santoso mengungkapkan bahwa untuk mengantisipasi adanya abrasi tersebut diperlukan membangun tiga groin atau bangunan struktur pelindung pantai.
Sony mengatakan bahwa untuk membangun tiga groin tersebut diperlukan biaya yang besar. Dia menyebutkan bahwa satu groin bisa menelan biaya sekitar Rp75 miliar. Jika terdapat tiga groin maka dibutuhkan biaya sebesar Rp225 miliar.
"Kalau dari perencanaan kemaren minimal 3 groin kalo lebih dari 3 lebih bagus. Semakin banyak semakin bagus cuma semakin mahal," katanya di Kulonprogo, Kamis (6/7/2023).
Sony menerangkan bahwa pembangunan tiga groin tersebut masih dalam tahap perencanaan. Pasalnya saat ini dana tersebut juga belum ada. Dia mengatakan bahwa kemungkinan pembangunan tersebut akan dilakukan pada tahun 2024 setelah Pemilihan Presiden.
"Dari konsep perencanaan kami itu perlu untuk mendukung bandara dan AP I pun mengharapkan juga. Ini tinggal menunggu persetujuan tindak lanjut dari Menteri PUPR. Tapi mungkin vusa dilaksanakan setelah Pilpres," katanya.
Lebih lanjut, Soni mengatakan, langkah sementara yang dilakukan untuk mengantisipasi abrasi tersebut pihaknya, Pemda dan juga AP I telah pembangunan tembok-tembok di lokasi bibir pantai dan juga tanaman bakau.
"Sudah dibangun tembok-tembok oleh Angkasa Pura dan Pemda yang sifatnya sementara. Kemudian ada bakau dan cemara udang," pungkasnya.
(SAN)