ECONOMICS

Pupuk Indonesia Catat Produksi 11,6 Juta Ton di 2023

Cahya Puteri Abdi Rabbi 19/03/2024 10:39 WIB

PT Pupuk Indonesia (Persero) catatkan produksi 11,6 juta ton pupuk pada sepanjang 2023.

Pupuk Indonesia Catat Produksi 11,6 Juta Ton di 2023. Foto: MNC Media.

IDXChannel - PT Pupuk Indonesia (Persero) catatkan produksi 11,6 juta ton pupuk pada sepanjang 2023. Perseroan juga mencatatkan 7,1 juta ton produksi non pupuk di tahun lalu.

Sejalan dengan itu, Pupuk Indonesia juga berhasil memenuhi 100% target penugasan pemerintah dengan menyalurkan 6,19 juta ton pupuk bersubsidi kepada petani. 

Kinerja positif ini berhasil ditorehkan perusahaan di tengah tantangan global yang kompleks pada 2023, seperti perubahan iklim dan konflik geopolitik yang mempengaruhi harga komoditas pupuk.

“Alhamdulillah dari waktu ke waktu kinerja kami semakin baik. Ke depan, kami siap untuk menyalurkan pupuk subsidi karena produksi dan stok kami cukup untuk memenuhi,” kata Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi dalam acara Buka Puasa Bersama Media di Hotel Alila Jakarta pada Senin (18/3/2024).

Dalam hal pendistribusian pupuk, perusahaan menempuh sejumlah upaya untuk memastikan proses distribusi pupuk berjalan dengan baik dan tepat sasaran. Mulai dari digitalisasi proses penebusan pupuk menggunakan aplikasi I-Pubers (Integrasi Pupuk Bersubsidi) serta berkolaborasi dengan para pemangku kepentingan.

Rahmad menjelaskan, aplikasi I-Pubers merupakan hasil kolaborasi Pupuk Indonesia bersama Kementerian Pertanian (Kementan). Aplikasi ini ditujukan untuk memudahkan para petani dalam proses penebusan pupuk subsidi dengan menerapkan data yang terintegrasi di mitra distributor (kios) antara daftar penerima subsidi e-alokasi dengan data stok pupuk yang ada di Pupuk Indonesia. 

“Per 1 Februari 2024, implementasi i-Pubers telah mencapai 100% secara nasional dan tersedia di lebih dari 27.000 kios di seluruh pelosok negeri,” imbuh Rahmad.

Dari sisi pengembangan usaha, Pupuk Indonesia juga telah mengimplementasikan sejumlah inisiatif strategis di antaranya, peresmian pabrik pupuk NPK Pupuk Iskandar Muda (PIM), pembangunan Kawasan Industri Pupuk di Fakfak untuk memperluas jangkauan pupuk di Indonesia Timur, serta proyek pembangunan pabrik Pupuk Sriwidjaja (Pusri) 3B yang bertujuan untuk menggantikan pabrik pupuk yang sudah tua. 

Lebih lanjut, Rahmad juga menjelaskan pentingnya pupuk berbasis gas (nitrogen) dalam produktivitas pertanian tanaman pangan, karena mampu meningkat produktivitas hingga 56%. 

Ia menyampaikan, jenis pupuk berbasis gas seperti Urea dan NPK merupakan yang paling banyak dibutuhkan oleh petani sehingga ketersediaan dan keterjangkauan harga gas bumi akan berpengaruh dalam menjaga ketahanan pangan nasional. 

“Tahun ini, hingga 11 Maret 2024, Pupuk Indonesia juga sudah menyiapkan stok pupuk subsidi dan nonsubsidi sebesar 1,78 juta ton,” pungkas Rahmad. (NIA)

SHARE