Pupuk Indonesia Pastikan Stok Bahan Baku Pupuk Aman
Rusia, yang selain dikenal sebagai pemasok utama kebutuhan gas Eropa, juga tercatat sebagai pemasok utama bahan baku pupuk,seperti kalium.
IDXChannel - Perang Rusia-Ukraina berdampak pada mulai langkanya sejumlah komoditas dunia, yang selama ini pasokannya bergantung pada produksi kedua negara. Misalnya saja Rusia, yang selain dikenal sebagai pemasok utama kebutuhan gas Eropa, juga tercatat sebagai pemasok utama bahan baku pupuk,seperti kalium.
"Memang bahan baku (kalium) ini tidak tersedia dan juga tidak dapat diproduksi di dalam negeri, karena merupakan barang tambang. Sehingga dengan adanya pandemi COVID-19 dan juga konflik Rusia-Ukraina, memang cukup berdampak," ujar SVP Komunikasi Korporat PT Pupuk Indonesia, Wijaya Laksana, dalam keterangan resmi perusahaan, Senin (28/3/2022).
Namun demikian, Wijaya memastikan bahwa secara keseluruhan kebutuhan pasokan bahan baku untuk kinerja produksi pupuk subsidi maupun non-subsidi di semester I/2022 dalam kondisi aman.
Hal itu lantaran Pupuk Indonesia secara khusus memang telah mengantisipasi potensi kelangkaan pasokan bahan baku dengan melakukan pengadaan jangka panjang, sehingga volume pasokan yang dibutuhkan dipastikan cukup untuk keseluruhan proses produksi.
"Pupuk Indonesia sudah mengantisipasinya dengan menyiapkan stok pupuk jangka panjang," tutur Wijaya.
Hingga tanggal 25 Maret 2022, stok pupuk subsidi dan nonsubsidi dari lini I sampai IV berjumlah 1,71 juta ton. Untuk stok pupuk bersubsidi berjumlah 824.410 ton dengan rincian Urea 377.467 ton, NPK 204.416 ton, SP-36 46.905 ton, ZA 130.422 ton, dan Organik 65.200 ton.
Sementara pupuk nonsubsidi stoknya berjumlah 886.256 ton dengan rincian Urea 765.165 ton, NPK 68.312 ton, SP-36 29.378 ton, ZA 23.229 ton, dan Organik 172 ton.
Ke depan, guna memastikan pasokan pupuk dapat terus terjaga, Wijaya menyebut bahwa pihaknya juga akan memanfaatkan sumber-sumber bahan baku dari negara lain di luar Rusia, seperti Maroko, Mesir dan Yordania untuk bahan baku fosfat, serta Kanada, Yordania, Jerman dan Laos untuk kalium. (TSA)