Putin: Peningkatan Pembayaran dengan Mata Uang Nasional BRICS Kurangi Risiko Geopolitik
Presiden Rusia Vladimir Putin menilai peningkatan pembayaran dalam mata uang nasional negara-negara BRICS dapat mengurangi risiko geopolitik
IDXChannel – Peningkatan pembayaran dalam mata uang nasional negara-negara BRICS di berbagai perdagangan internasional akan meningkatkan kemandirian finansial negara yang bersangkutan dan juga mengurangi risiko geopolitik. Pandangan itu diungkapkan Presiden Rusia Vladimir Putin, hari ini.
“Meningkatkan pembayaran dalam mata uang lokal memungkinkan kita mengurangi pembayaran utang, meningkatkan kemandirian finansial negara-negara anggota BRICS, dan meminimalkan risiko geopolitik, sehingga sebisa mungkin membebaskan pembangunan ekonomi dari politik di dunia saat ini,” kata Putin dalam pertemuan dengan Kepala Bank Pembangunan Baru, Dilma Rousseff, di Kazan, Rusia, Selasa (22/10/2024).
Sementara Dilma mengatakan, pihaknya meyakini bahwa sangat penting untuk menyediakan pembiayaan dalam mata uang nasional kepada negara-negara berkembang di Dunia Selatan. Karena itu, Bank Pembangunan Baru telah mengalokasikan dana dalam skala cukup besar untuk sejumlah proyek, meski masih belum mencukupi dibandingkan dengan kebutuhan negara-negara di belahan bumi selatan.
“Itulah sebabnya sangat penting untuk menyediakan pembiayaan dalam mata uang nasional, dalam format khusus. Dan Bank Pembangunan Baru berkomitmen untuk itu,” ujar Rousseff.
Mantan presiden Brasil itu mengatakan, perluasan keanggotaan BRICS dan fokus pada negara-negara di Dunia Selatan sekarang menjadi prioritas. Kelompok tersebut juga akan memastikan tersedianya pendanaan yang diperlukan bagi proyek-proyek di negara-negara berkembang itu.
Bank Pembangunan Baru atau juga dikenal sebagai New Development Bank adalah lembaga keuangan multilateral yang dioperasikan negara-negara BRICS. Kehadiran institusi perbankan itu menjadi alternatif dari Bank Dunia (World Bank) dan Dana Moneter Internasional (IMF) yang dikuasai Barat.
BRICS adalah asosiasi antarnegara berkembang utama yang dibentuk pada 2006. Pada mulanya, kelompok itu bernama BRIC yang terdiri atas Brasil, Rusia, India, dan China. Beberapa tahun setelahnya, Afrika Selatan juga bergabung sehingga namanya diubah menjadi BRICS.
Tahun ini, Rusia memegang kepemimpinan BRICS sejak 1 Januari. Sepanjang 2024, sejumlah anggota baru bergabung ke dalam asosiasi tersebut, yaitu Mesir, Ethiopia, Iran, UEA, dan Arab Saudi.
(Ahmad Islamy Jamil)