Raksasa Pelayaran Maersk Lanjutkan Pengiriman Lewat Laut Merah Pasca Serangan Houthi
A.P. Moller-Maersk sedang bersiap untuk melanjutkan operasi pengiriman di Laut Merah dan Teluk Aden.
IDXChannel - A.P. Moller-Maersk sedang bersiap untuk melanjutkan operasi pengiriman di Laut Merah dan Teluk Aden.
Dalam keterangan resmi pada Minggu (24/12/2023), perusahaan pelayaran berbasis Denmark ini optimistis setelah upaya pengerahan operasi militer pimpinan Amerika Serikar (AS) yang dirancang untuk menjamin keamanan perdagangan di wilayah tersebut.
Sebelumnya, saham Maersk yang tercatat di bursa Copenhagen Denmark ditutup menguat 2,77 persen pada perdagangan Jumat (22/12/2023). (Lihat grafik di bawah ini.)
Sebelumnya, raksasa pelayaran itu menghentikan pengiriman kapalnya melalui selat Bab el-Mandeb karena serangan kelompok militan Houthi terhadap kapalnya di kawasan itu. Hal ini menyebabkan Terusan Suez, yang merupakan kunci perdagangan global, tidak dapat digunakan untuk sebagian besar rute pelayaran.
Pemerintah AS mengatakan pada Selasa (19/12/2023) bahwa pihaknya meluncurkan operasi multinasional untuk melindungi perdagangan di Laut Merah dari militan Yaman tersebut.
Dikabarkan bahwa milisi Houthi menembakkan drone dan rudal ke kapal-kapal internasional sejak bulan lalu sebagai respons terhadap serangan Israel ke wilayah Gaza, Palestina.
“Pada Minggu 24 Desember 2023, kami telah menerima konfirmasi bahwa inisiatif keamanan multinasional yang diumumkan sebelumnya, Operation Prosperity Guardian (OPG) kini telah dibentuk dan dikerahkan untuk memungkinkan perdagangan maritim melewati Laut Merah/Teluk Aden kembali menggunakan Terusan Suez sebagai pintu gerbang antara Asia dan Eropa. Dengan beroperasinya inisiatif OPG, kami bersiap untuk mengizinkan kapal melanjutkan transit melalui Laut Merah baik menuju timur maupun barat,” kata Masersk dalam pernyataannya.
Namun demikian, pihak Maersk mengatakan, pihaknya dapat kembali melakukan pengalihan lalu lintas kapal tergantung pada bagaimana kondisi keselamatan berkembang.
Pada Selasa (19/12/2023) Maersk mengatakan pihaknya mengubah rute kapal di sekitar Afrika melalui Tanjung Harapan.
Dikatakan bahwa pihaknya akan mengenakan biaya tambahan peti kemas tambahan untuk pengiriman dari Asia guna menutupi pembengkakan biaya akibat rute perjalanan yang lebih jauh.
Beberapa perusahaan lain sebelumnya juga telah berhenti melakukan transit di Laut Merah karena alasan keamanan dalam beberapa pekan terakhir, salah satunya adalah raksasa perusahaan minyak berbasis Inggris, BP.
Beberapa waktu lalu, Maersk juga mengumumkan investasi lebih dari USD500 juta untuk memperluas infrastruktur rantai pasokannya guna mendukung ekspansi bisnisnya di Asia Tenggara. Mengingat, kawasan ini berpotensi muncul sebagai pusat produksi global dan pusat konsumsi.
Rencana investasi tiga tahun Maersk akan menyasar cabang Logistik & Layanannya, namun pada saat yang sama, sejumlah besar investasi juga akan disalurkan ke infrastruktur kelautan dan terminalnya.
Investasi ini diharapkan dapat menciptakan peluang kerja bagi talenta lokal selain efisiensi otomasi dan meningkatkan jangkauan jaringan perusahaan yang ada di wilayah tersebut.
(YNA)