ECONOMICS

Ramadan Membawa Berkah, Pengusaha Kue Lebaran Mulai Kebanjiran Orderan

Avirista M/Kontributor 02/04/2023 14:55 WIB

Fadillah Fitriani, perempuan asal Malang tengah sibuk membuat aneka kue menjelang Idulfitri.

Ramadan Membawa Berkah, Pengusaha Kue Lebaran Mulai Kebanjiran Orderan (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Fadillah Fitriani, perempuan asal Malang tengah sibuk membuat aneka kue menjelang Idulfitri. Dibantu dengan dua karyawan dan suaminya, ia membuat adonan di dapur sederhananya di Jalan Sembilang Nomor 47, Kelurahan Polowijen, Kecamatan Blimbing, Kota Malang.

Perempuan yang akrab disapa Pipit ini dengan cekatan memasukkan adonan kue yang sudah tercetak dalam satu loyang ke dalam oven besarnya. Sedangkan karyawan lainnya juga turut membuat cetakan kue jenis berbeda dan memasukkannya ke oven.

Sementara sang suami tengah sibuk membantu menata kue-kue kering yang telah diproduksi ke dalam toples. Toples - toples berisikan aneka kue kering merupakan pesanan konsumen untuk Hari Raya Idul Fitri, yang sudah mulai berdatangan sejak awal puasa.

Bahkan hingga 10 hari Ramadan berjalan, Pipit, suami, dan dua karyawannya terus dibuat sibuk untuk memproduksi kue kering. Banyak para pembelinya menjadikan kue kering berlabel Boltapiet, yang merupakan kepanjangan dari bolu tape. 

Menurut pengusaha kue kering bernama Fadillah Fitriani, peningkatan pesanan sudah terasa sejak memasuki bulan Ramadan. Hal ini membuatnya dengan suami dan dua karyawannya kerap lembur di bulan puasa ini.

"Alhamdulillah ini mulai banyak, beda dari tahun kemarin, meningkat dari tahun kemarin 80 persen," ucap Fadillah Fitriani yang kerap disapa Pipit ini ditemui di tokonya, Minggu (2/4/2023).

Pesanan itu terus berdatangan sejak sebelum Ramadan, hingga memasuki Ramadan ada 10 lusin pesanan kue lebaran. Jumlah itu kemungkinan besar terus bertambah. Bahkan dikatakan Pipit, biasanya konsumen masih terus berdatangan di pertengahan hingga menjelang lebaran. 

"Ramainya sejak awal puasa, ini masih berdatangan, masih menerima pesanan terus, biasanya sampai H-1 masih ada pesanan saja," bebernya.

Pipit menyebut ada berbagai alasan konsumen memilih kue lebaran produksinya, selain karena kualitasnya, aneka kreasi produk kue membuat para konsumen lamanya juga selalu penasaran menunggu inovasi terbarunya. 

"Produk kering menjelang lebaran setiap tahun selalu nambah terus konsumennya. Jadi selalu ada varian baru, biar konsumen lama nggak bosan. Ini mulai ada list masuk terus, jadi kita selalu bikin terus," paparnya.

Kini total seharinya ia bisa memproduksi 4 - 5 lusin kue kering. Jumlah itu belum produk roti yang sehari-hari sebenarnya rutin ia produksi. "Kalau sehari-hari kita buat roti, kue kering menjelang lebaran, biasanya pesanan untuk hampers, hantaran sunatan bisa request," kata dia.

Di bulan Ramadan tahun ini dikatakan Pipit ada tiga varian yang disiapkannya, yakni Thumbprint, Lain Cheese, dan Choco Cheese. Sementara ada 8 item menu kue kering yang diproduksi Pipit, mulai dari nastar, kastengel itu pasti terus thumbprint cookies, choco oreo cookies, cheese ball, cheese red velvet, choco cookies, selai strawberry, palm cheese, dan sagu keju.

"Yang paling banyak diminati itu nastar dan kastengel, cheese ball itu best seller, sama kayak nastar," ujarnya.

Kue-kue kering itu kemudian dimasukkan ke toples dengan ukuran 60 mililiter dan dijual dengan harga beragam mulai Rp 60 ribu per toplesnya. Pipit juga melayani paket hampers dengan isi satu paketnya berisikan dua, tiga, dan empat toples dengan harga mulai Rp 140 ribu hingga Rp 300 ribu.

"Harga beda karena packagingnya beda, kalau packagingnya tetap, beda isiannya, hampers mulai 140 - 300 ribu," ungkap perempuan yang memulai usaha rotinya sejak tahun 1990-an.

Kue kering produksi Pipit ini terjual di sejumlah wilayah di Malang raya. Ia tidak menerima pesanan dari luar wilayah Malang dan dilakukan pengiriman melalui ekspedisi atau kurir, karena produknya pernah hancur.

"Dijual (pesanan) online di Facebook, teman-teman. lama, best seller juga. Pengiriman saya nggak mau, takut hancur, untuk malang Malang saja, biasanya orang Malang di bawa ke luar kota, dibawa ke Papua, ke Jakarta mudik. Soalnya dulu pernah ngirim hancur," jelasnya.

(DES)

SHARE