ECONOMICS

Rampingkan Biaya Perusahaan, Uber PHK 200 Karyawan

Dovana Hasiana/MPI 22/06/2023 09:11 WIB

Raksasa ride-hailing asal Singapura, Grab Holdings akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 1.000 karyawan

Rampingkan Biaya Perusahaan, Uber PHK 200 Karyawan (FOTO:MNC Media)

IDXChannel — Uber Technologies atau lebih dikenal Uber mengatakan perusahaan akan melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap 200 pekerjaan pada divisi rekrutmennya. 

Ini dilakukan perusahaan di tengah rencana untuk menjaga jumlah staf tetap datar sepanjang tahun dan merampingkan biaya, dilansir Reuters, Kamis (22/6/2023). 

PHK terbaru uber akan berdampak kepada 35% dari tim perekrutan Uber, menurut Wall Street Journal, yang pertama kali melaporkan perkembangannya pada hari sebelumnya.

Pengurangan tersebut mempengaruhi kurang dari 1% dari total 32.700 tenaga kerja global Uber. Langkah ini pun serupa dengan perusahaan ride-share yang memberhentikan 150 karyawan di divisi layanan pengiriman awal tahun ini.

Uber mengatakan pada bulan Mei bahwa mereka berada di jalur untuk memposting profitabilitas pendapatan operasi tahun ini dan bahwa mereka menjaga tenaga kerjanya tetap datar setelah jumlah karyawan turun secara berurutan pada kuartal Maret.

Selain itu, Uber telah memangkas jumlah stafnya sebesar 17% pada awal pandemi pada pertengahan 2020 dan telah menerapkan pemotongan yang lebih kecil daripada saingan utama Lyft (LYFT.O) dalam beberapa bulan terakhir.

Baru-baru ini, PHK pada perusahaan ride-share juga terjadi. Raksasa ride-hailing asal Singapura, Grab Holdings akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 1.000 karyawan atau 11 persen dari total tenaga kerjanya. CEO Grab, Anthony Tan mengatakan, hal ini dilakukan untuk memastikan layanan lebih terjangkau dalam jangka panjang

Mengutip Reuters, dalam surat yang dikirim kepada karyawan pada Selasa (20/6/2023), Anthony Tan menyebut, PHK terbesar sejak dimulainya pandemi bukanlah jalan pintas menuju profitabilitas, namun reorganisasi strategis untuk beradaptasi dengan lingkungan bisnis.

Selain itu, Lyft di bawah CEO baru David Risher, memberhentikan sekitar 26% dari total tenaga kerjanya pada bulan April dan sekitar 700 karyawan akhir tahun lalu, karena berjuang untuk melindungi margin dalam perlombaan untuk merebut lebih banyak pangsa pasar dari saingan Uber yang lebih besar.

(SAN)

SHARE