Rapimnas Kadin 2025 Soroti Tingginya Tingkat Pengangguran Masyarakat Usia Muda
Rapimnas Kadin 2025 menyoroti sejumlah hal, salah satunya tingginya tingkat pengangguran di kalangan masyarakat usia muda.
IDXChannel - Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia 2025 yang dimulai pada Senin (1/12/2025) di Park Hyatt Jakarta menyoroti sejumlah hal, salah satunya tingginya tingkat pengangguran di kalangan masyarakat usia muda.
Dalam sambutannya, Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Novyan Bakrie mengatakan kondisi ekonomi Indonesia saat ini jauh lebih baik dibanding periode krisis sebelumnya, meski begitu masih terdapat tantangan serius yang harus dihadapi.
Salah satunya yaitu tingkat pengangguran nasional yang berada di 4,85 persen, di mana 17 persen di antaranya berasal dari kelompok usia muda.
"Kita percaya dan optimistis bahwa keadaan sekarang jauh lebih baik daripada keadaan-keadaan sebelumnya. Tapi pengangguran memang masih ada di kisaran 4,85 persen, dan 17 persen itu datang dari usia muda, 16-24 tahun," kata Anindya.
Ia juga menyoroti rasio ICOR Indonesia yang mencapai 6,3, lebih tinggi dibanding Vietnam (4,6), Thailand (4,4), maupun Malaysia. Rasio ICOR yang tinggi menunjukkan bahwa efisiensi pemanfaatan investasi masih perlu ditingkatkan.
“Ini yang akan kita coba gerakkan bersama-sama dalam pembenahan regulasi untuk memastikan setiap dolar investasi bisa lebih efektif,” katanya.
Selain itu, Anindya menegaskan bahwa 69 persen tenaga kerja Indonesia masih berada di sektor berproduktivitas rendah, termasuk sektor informal. Kondisi ini membuat upaya mencapai pertumbuhan ekonomi 6-8 persen menjadi semakin menantang.
“Hal-hal ini yang menyebabkan good is not good enough. Jadi kita mesti kerja lebih keras untuk menghasilkan apa yang diinginkan oleh Pak Presiden mencapai 8 persen. Tapi bukan hanya mencapai, tapi pemerataan juga terjadi, kesejahteraan terjadi," ujarnya.
Anindya menegaskan bahwa pemberdayaan UMKM harus menjadi fokus utama Kadin. Upaya ini dinilai penting untuk memastikan ekonomi Indonesia tumbuh lebih inklusif dan berkelanjutan.
"Sekarang bagaimana di Kadin fokusnya ke mikro ekonomi," katanya.
(Febrina Ratna Iskana)