ECONOMICS

Rasio Kewirausahaan RI Masih Rendah, Model Bisnis Ini Bisa Jadi Jalan Pintas Belajar

Iqbal Dwi Purnama 22/07/2025 20:45 WIB

Saat ini rasio kewirausahaan di Indonesia masih sekitar 3,47 persen dari total populasi. Sehingga, masih terdapat gap jika Indonesia hendak menjadi negara maju.

Rasio Kewirausahaan RI Masih Rendah, Model Bisnis Ini Bisa Jadi Jalan Pintas Belajar. (Foto

IDXChannel - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan, salah satu indikator agar Indonesia menjadi negara maju adalah rasio kewirausahaan berada di angka 12 persen dari jumlah populasi penduduk.

Sekretaris Jenderal Kemendag Isy Karim mengatakan, saat ini rasio kewirausahaan di Indonesia masih sekitar 3,47 persen dari total populasi. Sehingga, masih terdapat gap jika Indonesia hendak menjadi negara maju yang ditargetkan bakal terwujud pada 2045.

Menurut Isy, model bisnis franchise atau waralaba bisa menjadi media untuk masyarakat belajar berwirausaha. Pertumbuhan waralaba di Indonesia kedepannya diharapkan mampu mendongkrak rasio kewirausahaan di Indonesia.

"Franchise atau waralaba ini adalah jalan pintas untuk teman-teman belajar berwirausaha. Kita menuju negara maju setidaknya diperlukan tingkat kewirausahaan paling tidak 8-12 persen," ujarnya dalam acara penandatanganan MoU antara GP Ansor dengan PT Indomaret Group di Jakarta, Selasa (22/7/2025).

Isy mengakui saat ini rasio kewirausahaan di Indonesia masih tertinggal jika dibandingkan dengan negara-negara di kawasan ASEAN. Misalnya, Singapura memiliki rasio kewirausahaan sekitar 8,76 persen, Malaysia 4,74 persen,  serta Thailand 4,26 persen.

"Tingkat kewirausahaan, jangan dengan negara maju, dengan negara tetangga kita, kita masih cukup tertinggal. Ini yang kita harus pacu terus," katanya.

Saat ini, kata dia, Kemendag memiliki tiga program untuk mendongkrak tingkat kewirausahaan di Indonesia. Pertama, pengamanan pasar dalam negeri. Salah satu kegiatan dari program ini adalah melakukan pembinaan kepada UMKM agar mampu bersaing di pasar domestik.

Kedua, perluasan pasar ekspor. Kemendag memiliki perwakilan di 23 negara yang memiliki tugas mencarikan partner bisnis yang akan dihubungkan dengan pelaku UMKM. Hal ini diharapkan mampu mengakselerasi peningkatan neraca ekspor dan menggeliatkan dunia usaha.

"Jadi perwakilan kita di 23 negara di 42 lokasi ini melakukan kurasi terhadap para UMKM kita. Nanti dilanjutkan dengan business matching, dengan para buyer yang ada di luar negeri," ujarnya.

Ketiga, membuka ekspor center di beberapa daerah. Program ini ditargetkan mampu menjadi inkubator bagi para pelaku UMKM dalam rangka mempersiapkan produknya menembus pasar global.

(Dhera Arizona)

SHARE