ECONOMICS

Rasio KPR Terhadap PDB Indonesia Masih Rendah, Tertinggal dari Filipina

Tangguh Yudha 07/11/2025 10:27 WIB

Rasio Kredit Pemilikan Rumah (KPR) terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia masih rendah hanya sekitar 3,4 persen, jauh di bawah negara tetangga

Rasio KPR Terhadap PDB Indonesia Masih Rendah, Tertinggal dari Filipina (FOTO:Dok BTN)

IDXChannel - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) menyebut rasio Kredit Pemilikan Rumah (KPR) terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia masih rendah hanya sekitar 3,4 persen, jauh di bawah negara tetangga seperti Filipina yang mencapai 7–8 persen.

Sementara itu backlog (kebutuhan) rumah di Indonesia merupakan yang tertinggi di kawasan ASEAN, mencapai sekitar 3,6 persen. Sektor perumahan, memberikan multiplier effect yang luas karena berpengaruh langsung ke 172 sektor industri.

Bahkan sekitar 95 persen industri perumahan di Indonesia bersumber dari lokal, sehingga kuat mendorong ekonomi dalam negeri.

Direktur Risk Management BTN, Setiyo Wibowo dalam Roadshow BTN Housingpreneur di Kampus Institut Teknologi Bandung (ITB) menuturkan, BTN Housingpreneur merupakan gerakan akar rumput untuk menjaring ide-ide segar dan solusi nyata dalam menjawab tingginya tantangan kepemilikan rumah di Indonesia.

Di tahun ini, BTN Housingpreneur menargetkan 1.500 peserta untuk ikut berpartisipasi dalam penguatan ekosistem perumahan nasional.

Melalui ajang kompetisi ini, peserta tidak hanya bersaing dalam ide, tetapi juga berpeluang masuk ke jaringan bisnis nyata yang mempertemukan pengembang, penyedia material, pelaku teknologi, hingga calon pembeli rumah.

Di samping itu BTN Housingpreneur 2025 juga diharapkan mampu menciptakan wadah kolaborasi agar ide-ide inovatif di sektor perumahan dapat tumbuh menjadi bisnis yang berkelanjutan.

“Pemenang BTN Housingpreneur nantinya akan terhubung dengan ekosistem kami termasuk akan dibimbing agar ide mereka tak hanya kreatif, tapi juga layak dibiayai perbankan. Tujuan akhirnya adalah menciptakan inovasi yang dapat diterapkan dan menghasilkan nilai ekonomi nyata,” tutur dia.

Adapun, jika tergabung dalam ekosistem perumahan nasional milik BTN, pemenang akan mendapatkan kesempatan seperti berdiskusi dengan pengembang besar hingga bertemu pembeli potensial. 

Selain itu juga akan diberikan program inkubasi selama tiga bulan agar ide bisnis pemenang BTN Housingpreneur dapat dikembangkan menjadi usaha yang efisien, menguntungkan, dan bankable.

Wakil Rektor Bidang Keuangan, Perencanaan, dan Pengembangan Institut Teknologi Bandung (ITB) Agus Jatnika Effendi menilai kolaborasi lintas disiplin menjadi kunci dalam menjawab tantangan perumahan nasional.

“Kompetisi ini merupakan panggilan terbuka bagi mahasiswa lintas ilmu, karena masalah perumahan di Indonesia tidak hanya bisa diselesaikan oleh teknik sipil, tapi juga keilmuan lainnya. Ajang ini juga harus dimanfaatkan sebaik mungkin karena akan terhubung dengan para mentor-mentor yang tepat,” ujar Agus.

(kunthi fahmar sandy)

SHARE