ECONOMICS

Ratusan UMKM Gigit Jari Usai Batalnya Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U20

Dovana Hasiana/MPI 31/03/2023 16:26 WIB

Ratusan pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) harus gigit jari akibat batalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U20.

Ratusan UMKM Gigit Jari Usai Batalnya Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U20 (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Ratusan pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) harus gigit jari akibat batalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U20.

Wakil Ketua Komite bidang Tata Kelola dan Regulasi Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), Dewi Meisari Haryanti mengatakan, terdapat 2 kelompok UMKM yang terdampak

Pertama, kelompok UMKM yang ditunjuk sebagai mitra dari perusahaan merchandise. Dewi memprediksi terdapat 50 hingga 100 UMKM yang memiliki 5 hingga 10 karyawan yang akan terdampak. 

Hal ini selaras dengan pernyataan PT Juara Raga Adidaya (Juaraga) sebagai pemegang lisensi merchandise Piala Dunia U20 yang mengaku melibatkan UMKM dalam produksinya. 

“Tapi tentu saja jumlahnya tergantung. Berdasarkan pengalaman kami, untuk nilai produksi Rp10 miliar atau Rp20 miliar, biasanya akan melibatkan 50 - 100 UMKM. Bisa jadi jumlahnya lebih besar,” ujar Wakil Ketua Komite Bidang Tata Kelola dan Regulasi Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), Dewi Meisari Haryanti kepada MNC Portal Indonesia, Jumat (31/3/2023). 

Menurut dewi, perusahaan memang cenderung akan berperan sebagai konsolidator atau aggregator. Mereka akan berperan sebagai pihak yang melakukan kontrol kualitas dan menyerahkan produksi kepada para mitra. 

Kedua, kelompok UMKM yang juga terpengaruh adalah pelaku usaha yang berada di sekitar titik penyelenggaraan. Dewi menilai, penyelenggaraan acara besar seperti pertandingan bola atau konser musik memberikan dampak yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi pelaku usaha tersebut. 

Dengan dibatalkannya status tuan rumah Indonesia dalam Piala Dunia U20, pelaku usaha kehilangan momentum untuk meraup penghasilan yang besar. 

“Kita anggap 10% hingga 20% pengunjung akan belanja oleh - oleh, atau makanan, atau souvenir yang dijual pedagang keliling. Setidaknya mereka menghabiskan Rp100 ribu per hari. Dari angka tersebut saja sudah lumayan,” imbuhnya. 

Apalagi, Piala Dunia U20 dilaksanakan di 6 lokasi yang berbeda sehingga potensi ekonomi tidak hanya dirasakan pada masyarakat di daerah tertentu, namun tersebar ke lokasi tersebut. 

Di sisi lain, turis mancanegara juga berpotensi untuk melakukan wisata di beberapa tempat di Indonesia selama perhelatan berlangsung. Tidak hanya pada saat pertandingan, pelaku usaha bahkan tetap mendapatkan efek berkelanjutan setelah acara selesai. 

(DES)

SHARE