ECONOMICS

Rayakan Hari Koperasi Nasional ke-74, Menkop Teten Gaungkan Tagline Untung Bareng Koperasi

Michelle Natalia 12/07/2021 12:33 WIB

Tagline dari peringatan Hari Koperasi Nasional ke-74 ini adalah "Untung Bareng Koperasi", yang didasari semangat membangun kesadaran masyarakat.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki

IDXChannel - Memasuki tahun kedua pandemi Covid-19, kondisi disruptif terus berpengaruh pada kondisi sosial-ekonomi masyarakat. 

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, dampak negatif tidak hanya memukul sektor kesehatan, namun juga berbagai sektor perekonomian dengan ragam konsekuensi seperti PHK, penurunan omset usaha, dan penerapan kebijakan untuk efisiensi biaya. Koperasi sebagai salah satu badan usaha pun turut terdampak. 

"Sejak 3 Juli lalu, pemerintah menerapkan PPKM darurat di pulau Jawa dan Bali, menyusul beberapa daerah lainnya sebagai langkah yang harus diambil untuk menurunkan dan mengendalikan penyebaran kasus Covid-19. Saya mengajak seluruh kalangan masyarakat untuk secara bersama-sama dukung kebijakan tersebut," ujar Teten dalam Puncak Peringatan Hari Koperasi Nasional ke-74 Tahun 2021 di Jakarta, Senin(12/7/2021). 

Dia mengatakan, peringatan Hari Koperasi Nasional ke-74 ini dirayakan dengan rangkaian kegiatan secara virtual sebagai bentuk adaptasi terhadap kondisi terkini pandemi di Indonesia. "Semoga tidak mengurangi esensi dan semangat dari kegiatan peringatan Hari Koperasi," ungkapnya.

Teten mengatakan, tagline dari peringatan Hari Koperasi Nasional ke-74 ini adalah "Untung Bareng Koperasi", yang didasari semangat untuk membangun kesadaran masyarakat Indonesia bahwa koperasi memiliki potensi besar untuk meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. 

"Selain peningkatan ekonomi anggota, koperasi diharapkan juga menjadi lembaga sosial dan lembaga pendidikan bagi anggota dan masyarakat," imbuhnya. 

Dia menyebutkan, perjuangan bersama untuk menjadikan koperasi sebagai sokoguru ekonomi Indonesia masih terus berlanjut. "Perlu kita akui bahwa koperasi belum sepenuhnya menjadi pilihan utama kelembagaan ekonomi rakyat," ucap Teten.

Hal ini ditunjukkan oleh dua hal, pertama adalah masih rendahnya partisipasi penduduk menjadi anggota koperasi (8,41%), masih di bawah rata-rata dunia yakni di 16,31%. Meskipun di beberapa provinsi seperti NTT dan Kalimantan Barat tingkat partisipasi masyarakat berkoperasi tinggi.

"Kedua, rendahnya kontribusi koperasi terhadap perekonomian nasional yang saat ini sebesar 5,1%," sambungnya. (NDA)

SHARE