ECONOMICS

Realisasi B40 Capai 10,57 KL hingga September, Diklaim Hemat Devisa Rp93,43 Triliun

Nia Deviyana 22/10/2025 12:08 WIB

Bahlil mengatakan selain menghemat devisa hingga Rp93,43 triliun, mandatori program disebutnya mampu menyerap tenaga kerja lebih dari 1,3 juta orang.

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan mandatori B40 menghemat devisa hingga Rp93,43 triliun. Foto: iNews Media Group.

IDXChannel - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan realisasi program campuran bahan bakar biodiesel 40 persen atau B40 hingga September 2025, yaitu sebanyak 10,57 juta kiloliter (KL).

Adapun nilai tambah Crude Palm Oil mencapai Rp14,7 triliun.

Bahlil mengatakan selain menghemat devisa hingga Rp93,43 triliun, mandatori program disebutnya mampu menyerap tenaga kerja lebih dari 1,3 juta orang serta menurunkan emisi karbon hingga 28 juta ton.

"Petani sawit menjadi pahlawan energi baru. Program transisi energi ini membuka lapangan kerja baru sambil menjaga kelestarian bumi. Dari kebun sawit rakyat hingga tangki kendaraan bermotor, rantai nilai biodiesel telah menjadi bukti Indonesia mampu menciptakan ekosistem energi yang mandiri, berkelanjutan, dan berkeadilan," kata Bahlil di Jakarta, Selasa (21/10/2025).

Selain bioenergi, pemerintah juga mempercepat pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) dan menggencarkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

"Pemerintah sudah meresmikan puluhan pembangkit energi terbarukan, mempercepat proyek PLTS berkapasitas 100 gigawatt (GW)," ujar Bahlil.

Sepanjang 2025, Kementerian ESDM sudah melakukan peresmian proyek-proyek pembangkit listrik sebanyak dua kali oleh Presiden Prabowo. 

Pertama, pada 20 Januari 2025, Presiden Prabowo meresmikan 26 pembangkit listrik dengan total kapasitas 3,2 GW. Dari total kapasitas pembangkit tersebut, sebanyak 89 persen merupakan pembangkit berbasis EBT.

Kemudian pada 26 Juni 2025, sebanyak 55 pembangkit listrik diresmikan dengan rincian 8 PLT Panas Bumi dan sisanya adalah PLTS yang tersebar di 15 provinsi. Total kapasitas pembangkit yang diresmikan tersebut sebesar 379,7 megawatt (MW).

Bahlil mengatakan pemerintah terus memperkuat sinergi antara pemerintah pusat, daerah, sektor swasta, dan masyarakat desa dalam memperluas akses energi bersih. 

Di beberapa daerah pedesaan, pembangunan PLTS komunal disebutnya telah mengubah wajah perekonomian lokal, menurunkan biaya energi, sekaligus menciptakan lapangan kerja baru.

"Pemerintah melibatkan koperasi desa dalam transisi energi. Ekonomi dan Ekologi tidak harus dipertentangkan, keduanya bersinergi menciptakan fondasi pembangunan yang berkelanjutan, inklusif, dan merata," kata Bahlil.

Pada 2030 target bauran EBT nasional telah direvisi menjadi sebesar 19-23 persen. Target ini tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 40 Tahun 2025 tentang Kebijakan Energi Nasional (KEN).

"Upaya ini tidak hanya bertujuan menekan emisi karbon, tetapi juga memperkuat ketahanan energi nasional di tengah tantangan global dan fluktuasi pasar energi dunia," kata dia.

(NIA DEVIYANA)

SHARE