ECONOMICS

Realisasi Investasi Moncer tapi Serapan Tenaga Kerja Kecil, Kenapa?

Iqbal Dwi Purnama 24/07/2023 14:35 WIB

Realisasi investasi kuartal II 2023, tembus Rp349,8 triliun dan menyerap tenaga kerja totalnya 464.289 orang.

Realisasi Investasi Moncer tapi Serapan Tenaga Kerja Kecil, Kenapa? (Foto MNC Media)

IDXChannel - Pengamat menilai, saat ini investasi yang masuk ke Indonesia masih banyak bersifat pada modal, sehingga tidak bisa banyak menciptakan lapangan kerja baru.

Ekonom Senior INDEF, Didin S Damanhuri mengatakan, pada realisasi investasi kuartal II 2023, tembus Rp349,8 triliun dan menyerap tenaga kerja totalnya 464.289 orang. Hal itu lantaran investasi yang masuk bersifat pada modal bukan padat karya.

"Kalau dilihat jumlah tenaga kerja yang terserap dibandingkan dengan jumlah investasi selama 2023 sampai Juni. Ini nampak memang sangat padat modal," ujar Didin dalam Market Review IDXChannel, Senin (24/7/2023).

Berdasarkan data dari Kementerian Invetasi atau Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), secara kumulatif data realisasi investasi sepanjang periode Januari-Juni (semester I) tahun 2023 mencapai Rp678,7 triliun atau meningkat sebesar 16,1% dibanding dengan periode yang sama pada tahun lalu dan berhasil menyerap 849.181 orang TKI. 

Lima sektor yang menerima PMA dan PMDN terbesar dari realisasi investasi tersebut adalah Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi sebesar Rp43,0 triliun, disusul oleh Sektor Industri Logam Dasar, Barang logam, Bukan Mesin dan Peralatannya sebesar Rp42,4 triliun.

Selain itu, Pertambangan Rp37,9 triliun; Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran Rp30,4 triliun; dan Listrik, Gas, dan Air sebesar Rp25,6 triliun. 

"Ini tentu saja sangat padat modal, daya serap terhadap tenaga kerja yang membutuhkan peluang kerja ini masih jauh, kalau hanya mengandalkan investasi," lanjut Didin.

Di samping itu, menurut Didin, saat ini banyak tenaga kerja lokal yang sudah mulai tergantikan dengan tenaga kerja asing. Hal itu dikarenakan ada beberapa teknologi yang di bawa dari luar negeri, sehingga pengoperasian hingga perawatannya juga membutuhkan tenaga kerja dari luar negeri.

"Harusnya tenaga kerja lokal ini lebih terserap semaksimal mungkin, yang selama ini agak terabaikan," pungkasnya.

(FAY)

SHARE